Suarapemerintah – Menteri Agama Fachrul Razi mengajak para akademisi dan kampus untuk mendukung gerakan perwakafan di Indonesia. “Kita perlu lebih menggencarkan lagi gerakan penguatan edukasi dan literasi wakaf secara terus menerus, sistematis, dan masif,” kata Menag saat membuka kegiatan Wakaf Goes To Campus Virtual yang diselenggarakan oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI), Selasa (24/11).
Penguatan edukasi dan literasi wakaf ini menurut Menag utamanya perlu menyasar gerakan milenial. Pemahaman tentang wakaf, menurut Menag dapat menumbuhkan kesadaran generasi milenial untuk mencintai dan mau berwakaf.
“Salah satu yang harus berada di garda terdepan mendukung perwakafan adalah para akademisi dan kampus,” kata Menag.
Program Wakaf Goes To Campus yang digelar BWI dengan ragam kegiatannya ini menurut Menag sangat relevan dan sejalan dengan tri dharma perguruan tinggi. “Terutama poin yang ketiga, yaitu pengabdian pada masyarakat,” kata Menag.
Ia menambahkan, edukasi dan literasi wakaf sangat perlu dan mendesak untuk diwujudkan dalam bentuk perumusan materi kurikulum nasional yang diberlakukan mulai tingkat sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi.
“Ini harus dijadikan komitmen dan keseriusan kita bersama untuk mempercepat ikhtiar terciptanya masyarakat sadar wakaf,” pesan Menag.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua BWI Mohammad Nuh juga mengajak kalangan milenial untuk bersikap dermawan dan menjadikan wakaf sebagai gaya hidup. Ia menyampaikan, bangsa Indonesia memiliki karakter dermawan.
“Dan anak-anak mudanya punya nilai itu. Maka, kesimpulannya milenialis Indonesia selalu memberikan makna dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Kalau ada milenial yang tidak punya ini, berarti keluar dari kelaziman anak muda Indonesia,” kata Mohammad Nuh.
Webinar Wakaf Goes to Campus Virtual BWI ini diharapkan Nuh dapat menjadi media untuk membangkitkan kesadaran serta memotivasi kaum milenial untuk bersama melakukan gerakan wakaf. Webinar bertajuk “Penguatan Literasi dan Jurnalistik Wakaf Produktif Menuju Masyarakat Sadar Wakaf untuk Indonesia Bermartabat” ini diikuti secara virtual oleh sekitar 1.000 partisipan, dan disiarkan langsung pada kanal youtube BWI.