Minggu, November 3, 2024
spot_img
spot_img

BERITA UNGGULAN

Webinar Agama Abrahamik, Menag: Jangan Kalah dengan Kelompok yang Lecehkan Nilai Luhur Agama

Suarapemerintah.idKementerian Agama dan Institut Leimena kembali menggelar webinar Internasional memperingati Hari Toleransi Internasional dengan mengusung tema A New Narrative of Abrahamic Family Tolerance from the United Arab Emirates atau Sebuah Narasi Baru Toleransi Keluarga Abrahamik dari Uni Emirat Arab.

Menteri Agama Fachrul Razi didaulat membuka gelaran webinar internasional ini. Hadir sebagai narasumber: Anggota Dewan Nasional Federal UEA dan Ketua Umum World Council of Muslim Communities Ali Rashid Al Nuaimi, Mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional dan Anggota Dewan Penasehat Muslim-Yahudi American Jewish Committee, Rabbi David Saperstein serta Tenaga Ahli Utama Kantor Staff Kepresidenan RI, Komisioner Komisi HAM Organisasi Kerjasama Islam 2012-2018, Siti Ruhaini Dzuhayatin.

- Advertisement -

Ada juga Presiden Congress of Christian Leaders dan Komisioner Komisi Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat, Pdt. Johnnie Moore. Sebagai pemantik diskusi, Chairman Institut Leimena Jakob Tobing danSenior Fellow Institut Leimena Alwi Shihab. Sebagai moderator, Matius Ho, Executive Director Institut Leimena.

Menteri Agama dalam sambutannya mengatakan tema yang diusung dalam webinar agama abrahamik kali ini penting untuk menggali pengalaman dan sharing knowledge antara Uni Emirat Arab dengan Indonesia atau di negara-negara lainnya di dunia.

- Advertisement -

“Sharing knowledge bidang agama, budaya, politik dan dialog perdamaian itu penting untuk saling memperkaya ide, gagasan dan pengalaman,” kata Menag, Senin (24/11) malam.

Menurut Menag, jamak diketahui bahwa agama kadang disalahgunakan orang yang tidak bertanggung jawab untuk memicu intoleransi dan tindakan ektrimisme. Bahkan kelompok-kelompok ekstrimis di dunia banyak menyalahgunakan agama untuk semakin mengobarkan intoleransi, kebencian, dan permusuhan.

Mereka, lanjut Menag, bahkan mampu bekerjasama lintas batas negara. Dan lagi-lagi, kesenjangan hubungan antar umat muslim, Kristen, dan Yahudi, agama-agama besar keluarga Abrahamik inilah yang seringkali dimanfaatkan.

“Sudah saatnya kita melihat toleransi dan perdamaian lebih besar dari diri kita sendiri, lebih besar dari  negara kita sendiri. Sudah saatnya negara-negara dan bangsa-bangsa yang menghormati agama sebagai landasan toleransi, perdamaian, dan kemanusiaan bekerjasama, agar agama kembali pada hakikatnya yang sejati dan terhormat,” ujar Menag.

“Kita tidak boleh kalah dengan kelompok-kelompok yang justru melecehkan nilai-nilai luhur agama,” sambungnya.

Ditegaskan Menag, dalam kitab suci agama-agama Abrahamik, tidak ada satu ayat dan ajaran pun yang mengobarkan semangat kebencian, permusuhan, atau segala bentuk perilaku negatif lainnya. Semua agama Abrahamik mengajarkan kasih-sayang, keadilan, persaudaraan, dan menghargai perbedaan.

“Agama-agama Abrahamik hadir untuk menyelamatkan manusia dan menganjurkan kehidupan damai. Semua umat beragama mendambakan kehidupan yang toleran dan damai,” tegas Menag.

“Semoga ini sebagai virtual meeting yang penuh kenangan untuk kehidupan yang lebih toleran dan damai terutama bagi keluarga agama-agama Abrahamik,” tutup Menag.

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekt@suarapemerintah.id

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,780PelangganBerlangganan

Terbaru