Suarapemerintah.id – Kepala Biro Perum LKBN Antara Biro Nusa Tenggara Barat (NTB) Riza Fahriza saat menjadi pemateri Sekolah Jurnalistik Santri ala Syaikhuna dari 31 Oktober sampai 1 November 2020 di Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur.
Nahdlatul Wathan (NW) Official menyelenggarakan Sekolah Jurnalistik Santri ala Syaikhuna pada 31 Oktober hingga 1 November 2020 di Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur guna membangkitkan gairah menulis di kalangan santri.
Kepala Biro Perum LKBN Antara Biro Nusa Tenggara Barat (NTB) Riza Fahriza menjadi salah satu pemateri dalam kegiatan tersebut bersama Ketua PWI NTB H Nasrudin, Sekretaris PWI Lombok Timur Hasanah Efendi, dan Direktur SATUNUSA.CO, Widiyanto.
Ketua panitia, Silamul Jihad di Lombok Timur, Minggu, mengatakan diselenggarakannya acara tersebut sekaligus untuk menyemarakkan Hari Santri Nasional dan Hari Pahlawan.
“Kegiatan ini sebagai upaya memberikan pemahaman kepada para santri, khususnya santri NW dalam mengenal dunia kewartawanan atau tulis menulis, sebab kita sadar bagaimana sulitnya memulai menulis, sehingga dengan sekolah jurnalistik ini santri yang punya bakat menulis bisa mendapatkan tambahan ilmu,” katanya.
Peserta mendaftar lewat online di web NWOfficial dan sampai batas akhir pendaftaran tercatat 222 orang yang mendaftar, tapi karena kuota terbatas, hanya 70 peserta yang diterima untuk mengikuti kegiatan ini.
Jihad menambahkan para pengajar yang dihadirkan adalah para wartawan senior yang berkompeten di bidangnya, mulai dari Ketua PWI NTB H Nasrudin, Kepala Biro LKBN Antara NTB Riza Fahriza, Sekretaris PWI Lombok Timur, Hasanah Efendi, dan Direktur SATUNUSA.CO, Widiyanto.
“Semua pengajar adalah wartawan profesional karena sudah mendapatkan sertifikat kompeten dari Dewan Pers,” ucapnya.
Pendiri NWOfficial, Syaikhuna Raden Tuan Guru Bajang KH LG Muhammad Zainuddin Atsani, saat membuka acara menyatakan bahwa sekolah jurnalistik ini digelar karena melihat begitu derasnya informasi di era digitalisasi sekarang ini yang terkadang tidak bisa membedakan mana berita yang benar dan hoaks.
“Sedini mungkin, santri kita bekali dengan ilmu kejurnalistikan supaya mereka bisa menjadi calon wartawan yang memegang teguh prinsip kode etik jurnalistik dan mampu menghadirkan berita membangun dan bisa menjadi sarana dakwah dalam menyebarkan kebaikan,” ucapnya melalui zoom meeting.
Ia berharap peserta yang terpilih ini harus betul-betul mengikuti kegiatan, karena menjadi orang beruntung mendapatkan kesempatan belajar dari para ahli jurnalistik.
“Anak-anakku harus tekun dan semangat dalam mengikuti kegiatan ini. Kalian adalah para kader pejuang NW yang akan meneruskan perjuangan NW dengan tantangan yang cukup kompleks,” pesannya.
Di akhir kegiatan, panitia memilih tiga tulisan peserta terbaik yang diseleksi para tutor untuk mendapatkan hadiah langsung dari Syaikhuna.
Peserta terbaik, yakni Baiq Yeni Isnaini, St dwi Lailatul Qodiyyah dan Raja Munawaroh. Selain itu semua peserta mendapat kenangan-kenangan berupa baju dan sertifikat.