SuaraPemerintah.id – Kementerian Perdagangan (Kemendag) bekerja sama dengan Trade Facilitation Office (TFO) Canada meluncurkan program Woman in Trade for Inclusive & Sustainable Growth (WIT).
Program ini bertujuan untuk mendorong pengusaha wanita untuk dapat memasarkan dan mengekspor produknya ke Kanada.
Program ini juga merupakan bagian dari strategi Kemendag untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia tahun ini melalui ekspor produk makanan dan jasa teknologi informasi ke Kanada.
“Indonesia dan Kanada bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan eksportir utama khususnya pelaku usaha wanita Indonesia agar memahami dan dapat memenuhi permintaan Kanada dari sektor makanan dan jasa IT,” kata Kasan dalam webinar, Senin, 8 Maret 2021.
Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Kasan menjelaskan sektor pangan khususnya makanan olahan merupakan produk yang prospektif untuk mendukung pertumbuhan ekspor Indonesia.
Tahun lalu, ekspor makanan olahan tercatat meningkat sangat signifikan. Hal itu juga yang menjadi dasar optimisme bahwa ekspor makanan olahan akan lebih banyak di masa mendatang.
Sementara untuk sektor IT, Kasan mengungkapkan sektor tersebut juga tidak kalah menarik lantaran dapat dikategorikan dalam industri kreatif yaitu di bidang animasi, pemrograman, desain grafis dan game, serta intelegensi buatan.
Menurutnya, sektor ini perlu dikembangkan, diperhatikan, dan didukung agar lebih ekspansif menjangkau pasar di luar negeri.
Adapun salah satu potensi dalam sektor IT adalah bidang animasi. Saat ini Indonesia memiliki 155 studio animasi yang tersebar di 23 kota. Pendapatan studio animasi Indonesia mengalami peningkatan rata-rata 26 persen selama lima tahun.
“Sehingga Kanada merupakan salah satu negara tujuan ekspor industri animasi Indonesia bersama dengan Amerika Serikat, Korea Selatan, Singapura, dan Malaysia. Dengan cara itulah saya percaya bahwa dukungan TFO Canada untuk perspektif bisnis global,” jelasnya.
“Jadi akan ada peningkatan kemampuan pada usaha-usaha yang dipimpin dan dimiliki oleh pengusaha wanita untuk memenuhi permintaan pembeli dari Kanada untuk produk dan jasa tertentu,” ujar Zaki Munshi, Program Director-Asia, TFO Canada dalam Webinar ‘Pendampingan Ekspor Sektor Makanan dan Jasa IT ke Pasar Kanada’, Senin (8/3).
Program ini dibawahi langsung oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) dan melibatkan beberapa lembaga diantaranya IWAPI, GAPMMI, IOA, AINAKI, AGI, dan Indonesia Digital Comics Association.
Dalam pelaksanaannya, program ini harus melalui lima tahap sebelum para pengusaha bisa terjun langsung ke pasar Kanada. Project Manager Asia & Middle East Region, Mahmud Hossain mengatakan tahap pertama adalah Market Research atau riset pasar untuk mengetahui potensi pasar terhadap produk makanan olahan dan jasa IT.
“Kami ingin lebih memahami apa saja tantangan yang dihadapi pengusaha wanita pada dua sektor ini (makanan olahan dan jasa IT),” ujar Mahmud.
Kedua, akan dilakukan pelatihan Gender Equality & Social Inclusion (GESI). Pelatihan ini merupakan sesi interaktif di dalam lembaga yang terlibat, untuk menyatukan pendapat mengenai cara agar isu gender sensitive services tidak mempengaruhi para pelaku usaha khususnya wanita untuk melakukan ekspor produknya.