SuaraPemerintah.ID –Â Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk, Haru Koesmahargyo mengajak para developer agar menerapkan sistem ekonomi sirkular di sektor perumahan. Langkah ini dapat membawa dampak positif bagi keberlangsungan alam dan lingkungan.
Dalam hal ini, ia meyakini, adanya penerapan ekonomi sirkular bukan saja bagus untuk lingkungan tetapi dapat membuat usaha berkelanjutan secara jangka panjang. Oleh sebab itu, persoalan kepastian sustainabilitas kini mulai menjadi pertimbangan penting perbankan dalam penyaluran pembiayaan.
“Ekonomi sirkular memang masih relatif baru di perbankan, tapi sebelumnya kita sudah diperkenalkan dengan standar Environmental, Social and Good Governance (ESG). Saya kira prinsipnya relatif sama, dengan begitu prinsip ekonomi sirkular bisa masuk kriteria dalam pengelolaan aset perbankan, ini yang penting,” kata Haru dilansir dari Antara, Jumat (13/8).
Masih dia, pengelolaan aset termasuk dalam pemberian kredit dan pembiayaan perbankan. Apabila hal tersebut dimasukkan, maka bank dapat mendorong ke mana sektor industri akan dipromosikan agar mendapat kredit dan kemungkinan sektor industri dapat dihindari.
Dia menjelaskan, saat ini sektor masih menggunakan energi tidak dapat diperbaharui atau unrenewable energy adalah salah satu sektor harus dihindari oleh perbankan. Sementara khusus bagi BTN, secara operasional pihaknya mendorong BTN menerapkan konsep green dengan memperhatikan faktor orang atau people dan planet, misalnya meminimalkan penggunaan kertas.
“Secara perlahan kita mengarah ke sistem digital terutama pada proses operasional yang masih dimungkinkan tidak menggunakan paper work,” paparnya
Perusahaan berkode saham BBTN ini mendorong para developer untuk menerapkan ekonomi sirkular dengan mensyaratkan pengembang mengikuti kelayakan rumah ramah lingkungan saat membangun, misalnya tidak membangun di lingkungan yang tidak aman seperti di bantaran sungai atau dekat dengan tempat pembuangan sampah dan sebagainya.
“Jadi kualitasnya juga lebih bagus,” ucap Haru
Selain itu, BTN luncurkan program penanaman satu rumah satu pohon kepada developer menjadi nasabah BTN demi menciptakan lingkungan udara dan lingkungan sehat. Perseroan aktif mendorong masyarakat menerapkan energi hijau melalui penggunaan kompor induksi menggunakan energi terbarukan. Hal itu sudah dicanangkan pada rumah dan apartemen sederhana dibiayai BTN.
“Pembeli apartemen menengah ke bawah kita berikan subsidi kompor induksi secara gratis, sementara PLN membebaskan biaya pasangnya,” kata dia.
Selanjutnya, BTN berupaya untuk me-recycle rumah-rumah KPR bekas atau dengan memanfaatkan kembali rumah-rumah sudah dilepas, ditinggalkan atau dijual oleh pemilik lama kemudian dilelang sehingga dapat dimanfaatkan bagi masyarakat lain bagi belum memiliki rumah.
“Masyarakat kita banyak yang belum punya rumah di sisi lain banyak stok rumah yang kosong, makanya kita upayakan bagaimana itu bisa terutilisasi bagi masyarakat yang membutuhkan. Ini pekerjaan yang secara langsung ada di depan BTN sebagai bank yang fokusnya pada pembiayaan rumah,” tutur dia.
Sistem ekonomi linear atau tradisional saat ini masih dbanyak dilakukan oleh pelaku usaha nantinya akan mengancam keberlangsungan bisnis dan lingkungan, karena sifatnya hanya mengambil sumber daya di sekitar, membuat produk untuk digunakan konsumen, selanjutnya dibuang setelah digunakan. Selain membuat volume limbah terus meningkat, bahan baku yang digunakan akan makin minim dan mendatangkan kenaikan harga produk. Akibatnya masalah keberlanjutan bisnis dan lingkungan pun terancam.
Berbeda dengan sistem ekonomi tradisional, dalam sistem ekonomi sirkular, limbah produk bisa didaur ulang atau di manfaatkan ulang, baik untuk produksi barang yang sama, maupun sebagai bahan baku pada industri lain. Selain itu, sistem hijau itu juga dapat memberikan efek berganda terhadap penciptaan bisnis dan lapangan kerja baru sehingga akan mendorong pertumbuhan investasi.