SuaraPemerintah.ID– Pemerintah Kabupaten Ende, Taman Nasional Kelimutu (TNK), dan tokoh adat sekitar danau terus melakukan berbagai upaya terkait fenomena alam terjadi di Danau Kelimutu. Air di dalam salah satu kawahnnya menyusut. Sesuai kepercayaan masyarakat Kabupaten Ende serta rekomendasi pemerintah dan DPRD Kabupaten Ende, para Mosalaki atau tetua adat sebagai penyangga Danau Kelimutu melakukan ritual pati ka atau memberi makan leluhur pada Sabtu (31/7/21).
Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu (TNK) Hendrikus Rani Siga menjelaskan, pihaknya mendukung dan mengedepankan kearifan lokal menghadapi fenomena alam itu.
“Biarkan leluhur dan alam bekerja setelah dilakukannya upacara ritual pati ka tersebut,” ucap Hendrikus, Selasa (3/8/21).
Masih kata Hendrikus, TNK mempunyai kewajiban moral untuk mendukung kearifan lokal. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, harus dilakukan ritual pati ka atau memberi makan leluhur.
Selain dilakukan upacara adat pati ka, TNK juga akan mengundang dan meminta para pakar geologi untuk melakukan kajian ilmiah terkait fenomena alam itu.
“Penyusutan air di Danau Kelimutu pada salah satu kawah, yaitu Atambupu, mengundang pertanyaan banyak pihak. Oleh karena itu setelah tokoh adat melakukan ritual, kita serahkan kepada para pakar geologi untuk berbicara menjawab pertanyaan masyarakat,” jelas Hendrikus.
Ketua Forum Komunitas Adat Kelimutu Yohanes Don Bosco Watu mengatakan, pihaknya mendukung langkah yang diambil Pemerintah Kabupaten Ende maupun TNK untuk meneliti fenomena penyusutan air di kawah Atambupu.
“Saya sebagai Ketua Forum Komunitas Adat Kelimutu memberikan apresiasi yang pemerintah daerah dan TNK, yang berkeinginan untuk melakukan kajian ilmiah terkait fenomena alam surutnya air di kawah Atambupu,” timpal Don Bosco Watu.
Dia berharap jika penyusutan air itu berkaitan dengan kegiatan di sekitar Danau Kelimutu, harus disampaikan terbuka kepada masyarakat Kabupaten Ende.
“Jika berkaitan dengan aktivitas proyek di sekitar Danau Kelimutu, maka kami minta untuk dihentikan. Sebagai tokoh adat, kami tetap meminta kepada leluhur, agar air di kawah Atambupu bisa naik kembali seperti semula,” pungkasnya.