Selasa, Oktober 14, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

Dana Investasi Asuransi Jiwa Indonesia Tembus Rp 510 Triliun

SuraPemerintah.ID-Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatatkan pertumbuhan penempatan dana investasi di seluruh instrumen baik saham, reksa dana, Surat Berharga Negara (SBN), deposito sebesar 14,7 persen menjadi Rp 510,5 triliun pada semester pertama 2021. Penempatan investasi ini tumbuh positif setelah pada periode yang sama di tahun sebelumnya terkoreksi 12,6 persen menjadi Rp 445,2 triliun.

Rinciannya, penempatan investasi di pasar modal tumbuh sebesar 20,4 persen menjadi Rp 312,4 triliun dan dana investasi yang ditempatkan di pasar modal tumbuh 12,9 persen menjadi Rp 133,5 triliun.

- Advertisement -

Ketua Bidang Operasional dan Perlindungan Konsumen AAJI, Freddy Thamrin mengatakan, selama semester pertama untuk investasi di saham, AAJI menempatkan pada saham-saham berbasis konsumer, produk kesehatan, hingga perusahaan pengelola rumah sakit karena masih mencatatkan pertumbuhan di saat pandemi Covid-19.

“Arahnya melihat prospek di masa yang akan datang. Kita memberikan hasil yang terbaik kepada masyarakat, pemegang polis,” ujar Freddy Thamrin, dalam konferensi pers AAJI, Selasa (14/9/21).

- Advertisement -

Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, pada kesempatan yang sama mengatakan, AAJI tidak berencana mengurangi portofolio investasi di instrumen surat berharga negara (SBN) kendati ada risiko pengurangan nilai oleh bank sentral AS, The Federal Reserve pada November mendatang. Tapering berpotensi akan berimbas pada penurunan US Treasury yang menjadi acuan bagi surat berharga di seluruh dunia, termasuk SBN Indonesia.

Namun, lanjut Budi, horison investasi perusahaan asuransi jiwa di Indonesia masih bersifat jangka panjang dan harus menempatkan investasinya pada instrumen jangka panjang seperti obligasi pemerintah.

“Bank sentral [The Fed] akan mengubah kebijakan, tidak serta merta membuat kami ambil posisi yang baru dalam berinvestasi, kami melihat horison jangka panjang. Porsi SBN tidak akan dikurangi,”

Budi menjelaskan, pada saat pasar saham terkoreksi cukup dalam di tahun 2020, industri asuransi jiwa tidak menarik investasinya di pasar saham, meskipun hal ini berimbas pada penurunan investasi AAJI sepanjang tahun 2020 lalu sebesar 23,7 persen menjadi Rp 23,53 triliun seiring koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Ketika pasar modal turun, nilainya koreksi agak dalam di 2020, kami tidak pull out, jumlah investasi kira kira segitu,” ujarnya seperti dilansrir ari laman CNBC indonesia.

Sementara itu, terkait investasi di SBN, kata dia, memang saat ini masih dibutuhkan oleh industri asuransi karena memberikan imbal hasil yang cukup stabil. Namun, saat ini pilihan untuk instrumen jangka panjang pilihannya belum banyak.

“Industri asuransi jiwa bersama dengan dapen adalah salah satu industri jasa keuangan yang sudut pandangnya beda dari banyak industri keuangan lain, dalam banyak hal, kami tidak terlalu memandang yang sifatnya short term, kami long term,” kata Budi menambahkan.

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru