SuaraPemerintah.ID-Pondok Pesantren Attaqwa Bekasi berduka atas wafatnya, salah seorang dewan guru senior sekaligus Mudir Ma’had Aly Attaqwa, Almaghfurlah KH. M. Natsir.
Hari Ahad (31/10/21) kemarin pagi, pesan berantai dengan iringan doa menyeruak di setiap grup pembicaraan virtual keluarga besar Attaqwa, dan para alumni pesantren Attaqwa memberitakan kabar kesehatan Kyai yang dikenal ahli fiqih dan ‘sufi’. Kesehatannya menurun, hingga harus dirawat di ICU Primaya Hospital
di Bekasi Utara.
Tidak berselang lama, kabar duka mengagetkan semua lapisan alumni dan masyarakat Ujung malang yang sekarang dikenal sebagai Kampung Ujungharapan, Bahagia, Babelan, kyai natsir wafat pada pukul 11.00 WIB dipanggil Allah SWT.
Almaghfurlah wafat dalam usia 77 tahun, dan puluhan tahun mengabdikan usianya untuk mengajar di Pesantren Attaqwa, ataupun di majlis-majlis taklim di Kabupaten Bekasi.
Belum lama ini dewan guru attaqwa diberi kesempatan memahami Kitab Dalail Khoirot serta Kitab Fathul Muin oleh KH Muhamad Nasir. Dalam kitab Dalail ada tanda tangannya,sebagai ijazah.
“KH M Nasir adalah murid murni Allahuyarham KH Noer Ali, beliau bukan hanya mumpuni secara keilmuan, namun juga spritual dan hikmah. Beliau telah sempurna menjalankan tugasnya dan tinggal menikmati hasilnya,” ujar Pimpinan yayasan Attaqwa, Bekasi, KH Irfan Masud saat memberi kalimat takziah, Minggu (31/10/21).
Menurut, runtutan, KH M. Nasir masih ada hubungan keluarga dengan ulama besar yang berada di Jakarta Timur, Gurunya para ulama di Jakarta dan sekitarnya, yakni KH. KH.Marzuki Bin Mirshod.
“KH.Muh.Nasir, putra asli Pondok Soga. Keturunan KH.Jimin bin Mikung. KH. Jimin adalah penyebar Islam Pondok Soga. Kiyai Tajuddin ibunya cucu dari KH. Jimin. Kiyai Jimin cucunya ada yang diangkat mantu oleh Ulama Besar KH.Marzuki Bin Mirshod, Kyai Betawi dari Cipinang Muara Klender Jakarta Timur. Jadi Kiyai Muhammad Nasir keluarga dari para Kyai asli Pondok Soga,” urai Ilyas Bustamiludin.


.webp)


















