SuaraPemerintah.ID – Administratur (Adm) Perhutani KPH Randublatung, Dewanto mengatakan, Perhutani memiliki dua program untuk mendongkrak pendapatan, yakni hilirisasi dan digitalisasi.
Hal itu diungkapkan dalam puncak peringatan HUT ke-61, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung yang diikuti seluruh karyawan dan karyawati melalui potong tumpeng.
“Pada tahun ini, ditarget pendapatan Rp 7 triliun, yang tadinya Rp 5 triliun,” tutur Dewanto Selasa (29/3/22).
“Tahun ini Perhutani programnya hilirisasi dan digitalisasi,” sambungnya.
“Dimana mulai dari hulu sampai hilir, Perhutani akan mengelola secara sebaik-baiknya,” tambah dia.
Selanjutnya, Dewanto menjelaskan, Perhutani menanam dan mengelolanya sendiri, tidak dijual langsung tapi diolah terlebih dahulu. Sedang digitalisasi, semua sistem Perhutani akan dilakukan melalui digital.
“Kalau dulu manual, sekarang sudah pakai drone dan komputer untuk kontrolisasi,” katanya.
Menurut Dewanto, luas lahan Perhutani di seluruh wilayah Indonesia saat ini mengalami pengurangan dari 2,4 juta hektare menjadi 1,4 juta hektare. Namun, Perhutani diharapkan dapat memaksimalkan pendapatnya dari mengolah hasil hutan.
“Selebihnya dikelola oleh LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) sendiri,” tutur Dewanto.
“(Lahan) 1,4 juta hektare ini diharapkan dapat mendongkrak lebih pendapatan,” sambungnya.
“Kawasannya dikurangi, tapi pendapatan diharapkan lebih bertambah,” tambahnya.
Meski dengan pengurangan kawasan hutan ini, Perhutani menegaskan tidak akan ada PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) karyawan.
“Jadi, pajak Perhutani PBB akan turun (berkurang) lagi yang setahunnya rata-rata Rp 50 miliar,” kata dia.
“Berarti tinggal separonya lagi,” paparnya.
“Jadi untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan sama kinerja perusahaan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Perhutani KPH Randublatung melakukan berbagai kegiatan dalam rangka menyambut HUT Ke-61. Seperti penanaman bibit pohon dan pembagian bibit buah-buahan kepada masyarakat serta kegiatan lainnya.