SuaraPemerintah.ID – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan melakukan kunjungan lapangan terkait persiapan pelaksanaan KTT G20 ke kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Mangrove di Bali pada awal Mei lalu.
Dalam kunjungan tersebut Menko Luhut ingin mengetahui sejauh mana persiapan Taman Hutan Raya Mangrove untuk pelaksanan G20 pada bulan kesebelas datang.
Adapun Taman Hutan Raya Mangrove nantinya akan difungsikan sebagai area drop off dan pick up zone untuk para delegasi KTT G20 di bulan November mendatang. Menko Luhut mengatakan, “Saya minta pengamanan dan kenyamanan para pimpinan negara atau delegasi dapat menjadi perhatian utama, khususnya pada spot utama seperti area Wantilan, jalur tracking, titik foto, area persemaian, serta menara pandanf dan view deck.”
Dalam kunjungan tersebut, Menko luhut menegaskan, “Semua persiapan ini perlu kita persiapkan dengan baik dan matang. Ini menjadi pesan langsung dari {residen, Saya minta kerja samnay untuk mempersiapkan yang terbaik untuk pelaksanaan KTT G20 mendatang,” kata Menko Luhut.
Menko Luhut yang meypakan Ketua Penyelenggara Acara G20 Indonesia dalam kunjungannyakali ini didampingi Panglima TNI, Kapolri, Gubernur Bali, Dirjen Cipta Larya, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Pangkogabwilhan, Pangkostrad dan Sesmenko Marves.
Memang, Taman Hutan Raya Mangrove akan menjadi daya tarik untuk pelaksanaan G20 yang akan berlangsung pada November mendatang. Di tengah ancaman kerusakannya, Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai di Bali ini masih menjadi salah satu tempat menarik untuk jalan-jalan. Dan di even internasional yang akan berlangsung pada bulan November nanti, Taman Hutan Raya ini dipastikan menjadi salah satu venue penting yang pesona keindahannya bakal dinikmati para delegasi G20.
Tahura Ini Memiliki 33 Jenis Mangrove
Seperti diketahui, Taman Hutan Raya Mangrove ini sebagai satu-satunya Tahura di Bali yang memiliki luasnya sekitar 1.373,5 hektar dan terdapat kekayaan ekosistem beragam.
Secara administratif, Tahura Ngurah Rai berada di dua daerah yaitu Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Wilayah Badung berada di bagian selatan teluk, seperti Nusa Dua dan Tuban. Luasnya 627 hektare. Adapun yang di wilayah Denpasar di sisi utara, terutama Suwung dan Serangan, seluas 746,5 hektar.
Sebagai hutan raya, Tahura Ngurah Rai pun terbuka bagi aneka kegiatan, termasuk ekowisata. Saat ini tahura yang juga dikenal dengan nama Prapat Benoa Suwung itu menjadi salah satu lokasi jalan-jalan bagi warga Denpasar dan sekitarnya.
Sebagai taman hutan, Tahura Mangrove Ngurah Rai cukup memberikan kemudahan bagi orang yang ingin menjelajah ke dalamnya. Ada jalan panggung sepanjang 1,8 km yang membelah lebatnya mangrove atau bakau. Adapun lebarnya jalan panggung ini sekitar 2 meter sehingga memberikan sensasi kenyamanan untuk menikmati keasrian hutan bakau.
Di tahura ini memiliki 33 jenis mangrove atau bakau. Adapun jenis bakau yang terbanyak adalah perapat atau pidada putih yang bahasa latinnya Soneratia Alba, dalam bahasa Bali biasa disebut Prapat. Karena itu Tahura Ngurah Rai disebut Prapat. Bisa jadi karena Tahura Ngurah Rai disebut juga Prapat Benoa Suwung.
Jenis bakau lain yang ada di Tahura ini ada bakau putih alias Rhizophora Apiculate, lalu Tancang atau Bruguiera Gymnorhyza dan sebagainya.
Sebagian bakau di Tahura ini merupakan hasil rehabilitas dan awalnya digunakan sebagai konservasi semata. Kemudian kawasan ini dikelola oleh Lembaga dari Jepang, JICA, Melalui pengelolaan ini berhasil membangun fasilitas untuk pengunjung atau masyarakat.
Sejak tahun 2010, Tahura ini mulai terbuka untuk kunjungan turis, dan JICA berhenti mengelola kawasan ini sejak 2013 yang kemudian diserahkan kembali pada Tahura Ngurai Rai.
Dan tak hanya keindahan bakau, di Tahura inipun juga terdapat setidaknya 90 jenis spesies burung yang menacari makan dan berkembang biak ada di sini.
Dan menurut penelitian I Ketut Sundra dari Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Udayana, bahwa di Tahura di sini terdapat 13 jenis burung. Adapun lima jenis di antaranya termasuk burung endemik, seperti burung udang biru (Alcedo caerulescens), bondol jawa (Lonchura leucogastroides), dan cinenen jawa (Orthotomus sepium).
Dan tampaknya Tahura Mangrove ini akan menjadi pesona yang dinikmati para Delegasi even G20 yang merehatkan diri dengan menikmati keindahan, keasrian mangrove atau bakau yang ada di sini, setelah penat berkutat waktu dan aktibitas mengikuti pertemuan atau meeting demi meeting.


.webp)


















