Kamis, April 24, 2025
spot_img
spot_img

BERITA UNGGULAN

Jelang 7 Tahun, Iprahumas Tetap Semangat Wujudkan The Real GPR

SuaraPemerintah.ID – Sebagai sebuah forum ikatan organisasi profesi para pranata humas pemerintah di Indonesia, sejak kehadirannya pada 27 Agustus 2015, Ikatan Pranata Humas (Iprahumas) Indonesia terus konsisten dalam mewujudkan visi dan misi “The Real Government Public Relations (GPR)”.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Iprahumas, Dr. Dyah Rachmawati Sugiyarto, C.PR menanggapi Iprahumas yang akan memperingati hari jadinya ke-7 bulan ini. “Mungkin masih banyak belum tahu, bahwa ada jenis jabatan di bidang humas pemerintah, yakni struktural dan fungsional. Nah, untuk yang fungsional, bernama pranata humas,” jelas Dyah kepada Suara Pemerintah TV belum lama ini.

- Advertisement -

Dyah mengatakan, sebagai sebuah organisasi profesi para pranata humas, Iprahumas terus berupaya agar sumber daya kehumasan bisa mengimbangi kemajuan teknologi informasi yang begitu cepat dengan cara memberikan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan semangat tagline yang dimiliki Iprahumas, yakni Terpesona Berakhlak, yakni Terpercaya, Profesional, Bertalenta, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif dan Kreatif.

Iprahumas, Dyah melanjutkan, menyiapkan individu pranata humas Indonesia untuk siap berkompetisi dalam hal positif tentunya dengan humas dari berbagai entitas untuk menjawab berbagai tantangan ke depannya.

- Advertisement -

“Makanya kemampuan untuk menguasai teknologi informasi, menggunakan gadget, memanfaatkan aplikasi seperti itu, mengoptimalkan semua yang berkaitan dengan hal-hal yang memudahkan pekerjaan kita dengan teknologi digital tetapi juga tidak melupakan kompetensi yang manualnya. Itu yang kita siapkan ke depan menjadi humas yang profesional,” terang Dyah.

“Tentunya karena semua dituntut untuk bisa memanfaatkan teknologi informasi dan dituntut juga untuk menjadi pranata humas digital atau cyber public relations,” imbuh Dyah.

Tentu saja untuk mewujudkan Iprahumas sebagai The Real GPR bukannya tidak ada kendala, meski Dyah mengaku kendala yang muncul lebih kepada seputar perangkat yang digunakan oleh para pranata humas, karena masih banyak yang menggunakan perangkat atau peralatan kerja milik pribadi.

“Kalau dalam hal kompetensinya, kita bisa latih. Tapi untuk peralatan kerja yang digunakan, misalnya kamera, handphone, gadget, alat perekam, dan sebagainya masih banyak yang menggunakan milik pribadi. Mungkin entah saking banyaknya SDM humas di Indonesia, sehingga tak mungkin dipersenjatai satu per satu individu,” tutur Dyah.

Untuk menyiasatinya, pranata humas dalam satu instansi bekerja secara tim. “Tapi kalau harus meliput beberapa event dalam satu waktu bersamaan, itu tentu muncul masalah dalam pembagian peralatan kerja,” lanjutnya.

Sebagai solusinya, pranata humas dituntut harus adaptis dan kreatif. Dyah menerangkan, pranata humas pemerintah memang dituntut harus disiplin, komunikatif, adaptif dan kreatif. “Jadi kalau peralatannya tersedia dan bisa digunakan, ya kita manfaatkan secara optimal untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Tidak lantas kemudian kita tidak bisa menghasilkan sesuatu yang bagus, sesuatu yang kreatif. Justru sebaliknya, kondisi seperti itu justru membuat kita jadi tertantang untuk membuat sesuatu yang luar biasa,” tegasnya.

Ke depan, Iprahumas terus berupaya memperkuat posisinya sebagai mitra dari pesan-pesan pemerintah kepada masyarakat. “Jadi bukan hanya kominfo saja, tetapi kementerian, lembaga, pemerintah daerah lainnya akan kami dukung, khususnya untuk program narasi tunggal. Pesan yang ingin disampaikan dari institusi kepada publik itu kita bantu, kita endorse supaya awareness tinggi lagi levelnya,” tutup Dyah.

 

 

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,860PelangganBerlangganan

Terbaru