SuaraPemerintah.ID – Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Dalam Mineral (ESDM) Rida Mulyana menyampaikan bahwa peralihan energi fosil ke energi baru dan terbarukan membutuhkan biaya yang besar.
Hal tersebut diungkapkan Rida Mulyana dalam acara Dialog Business 20 G20 (B20-G20) di Nusa Dua Bali, Selasa (30/8).
Percepatan transisi energi di Indonesia membutuhkan investasi hingga USD1 triliun di tahun 2060 untuk pembangkit EBT dan transmisi.
“Kebutuhan finansial semakin tinggi mengingat kami bakal menerapkan pensiun dini PLTU batubara di tahun-tahun mendatang,” bebernya mewakili Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Besarnya pendanaan tersebut, sambung Rida, memerlukan mobilisasi semua sumber keuangan baik dari perusahaan privat maupun publik.
“Kerja sama dan kolaborasi di antara semua pemangku kepentingan energi terbarukan, termasuk publik-swasta dan kemitraan bisnis ke bisnis, memiliki peran penting untuk memastikan semua potensi energi terbarukan dimanfaatkan,” katanya.
Dalam roadmap NZE di 2060 atau lebih cepat yang disusun oleh Pemerintah, terdapat penambahan pembangkit EBT hingga 700 GW yang berasal dari solar, hidro, biomassa, angin, laut, panas bumi, serta hidrogen dan nuklir.