SuaraPemerintah.ID – Sebagai salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas (DSP) Indonesia, Labuan Bajo tentu menyimpan daya tariknya tersendiri. Surga tersembunyi yang ada di Indonesia bagian timur ini terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di antara sekian banyak pesona wisata alam dan baharinya, Labuan Bajo juga memiliki destinasi wisata berkelanjutan yang turut andil dalam upaya pelestarian lingkungan. Sobat Pesona yang berencana ke Labuan Bajo, ingin mencari tahu lebih jauh tentang wisata berkelanjutan ini? Yuk, mampir ke lima desa berikut!
1. Desa Wae Rebo
Mau mampir ke desa dengan situs warisan dunia? Yuk, berkunjung ke Desa Wae Rebo. Desa yang dijuluki sebagai ”desa di atas awan” ini terletak di Kampung Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. Upaya menjaga keberlanjutan lingkungan di desa ini antara lain dengan dibatasinya penggunaan listrik, memproduksi makanan yang bersumber dari lahan perkebunan setempat, serta kearifan lokal yang terdapat pada detail arsitektur tradisionalnya. Di desa ini terdapat tujuh rumah adat “Mbaru Niang” yang diakui sebagai situs warisan budaya dunia. Makin menarik untuk dikunjungi, kan?
2. Desa Bena
Tahukah Sobat Pesona, kalau di sekitar Labuan Bajo ada sebuah perkampungan megalitikum? Iya, perkampungan tersebut adalah Desa Bena yang terletak di Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Lokasinya yang berada di puncak bukit dengan latar belakang Gunung Inerie membuat desa ini memiliki pesona tersendiri. Desa ini masih mempertahankan suasana desa dan gaya hidup warisan leluhur mereka seperti rumah tradisional yang dibuat dari material alami serta sumber konsumsi yang berasal dari perkebunan setempat. Kalau Sobat Pesona main ke sini, akan terasa seperti menjejakkan kaki kembali ke masa purbakala.
3. Desa Tololela
Sobat Pesona ingin menikmati budaya dan alam desa yang autentik? Coba mampir ke Desa Tololela. Desa yang terletak di Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur ini bersemayam di kaki Gunung Inerie. Adat dan budaya di desa ini masih sangat kental, salah satunya terlihat dari bentuk rumah tradisional yang unik, terbuat dari kayu dengan beratapkan ilalang. Penggunaan bahan alami dan lokal untuk kehidupan sehari-hari masyarakat adalah warisan leluhur yang dijaga keberlanjutannya. Di desa ini juga terdapat bangunan historis yaitu berupa kuburan batu tua lancip yang terletak di tengah lapangan dan Ngadu Baga atau miniatur bangunan yang didedikasikan untuk menghormati Bapa (Ngadu) dan Ibu (Baga). Wah, sangat menarik ya, Sobat Pesona.
4. Desa Cancar
Mari menghirup udara segar pesawahan nan luas di Desa Cancar yang terletak di Kecamatan Ruteng Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Desa ini memiliki daya tarik utama yaitu area persawahan yang berbentuk jaring laba-laba dan disebut “Lodok” oleh masyarakat setempat. Profesi sebagian besar masyarakat desa adalah sebagai petani. Mereka mengelola area persawahan ini dengan sistem khusus yang disebut “Lingko” , yang mengatur pembagian dalam pengelolaan sawah yang dilakukan oleh ketua adat kepada masyarakatnya. Sistem ini juga dijaga keberlanjutannya karena membawa manfaat bagi masyarakat setempat.
5. Desa Wologai
Desa adat lain yang perlu Sobat Pesona kunjungi saat liburan di Labuan Bajo adalah Desa Wologai yang terletak di Kabupaten Ende. Desa yang berdiri di puncak bukit yang dikelilingi perbukitan hijau nan luas ini diperkirakan sudah ada sejak sekitar 800 tahun yang lalu. Desa Wologai juga memiliki rumah adat yang khas. Uniknya adalah setiap rumah dihiasi dengan ukiran yang menunjukkan kehidupan sehari-hari penduduk setempat. Desa ini juga menjalankan beberapa ritual tradisional, seperti ritual panen di bulan April “Keti Uta” dan ritual menumbuk padi di bulan September “Ta’u Nggua”. Masyarakat setempat menjaga lingkungan tetap asli yaitu dengan merawat rumah adat serta senantiasa menggunakan bahan alami dalam kehidupan sehari-hari.