Selasa, Oktober 14, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

Keren! Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 45 Bulan Berturut-turut

SuaraPemerintah.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa neraca perdagangan barang Indonesia pada bulan Januari 2024 kembali menunjukkan surplus, mencapai jumlah sebesar 2,02 miliar dolar AS. Dengan perolehan ini, Indonesia sukses mencatatkan surplus perdagangan selama 45 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

“Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 45 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” ujar Plt Kepala BPS Amalia A Widyasanti dalam Berita Statistik Januari 2024 di Jakarta  yang dilansir dari ANTARA, Kamis.

- Advertisement -

Amalia menjelaskan bahwa jumlah ini mengalami penurunan sebesar 1,27 miliar dolar AS dibandingkan dengan Desember 2023 yang mencapai 3,31 miliar dolar AS. Surplus perdagangan pada Januari 2024 ini juga lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya serta bulan yang sama pada tahun sebelumnya.

Nilai surplus ini ditopang komoditas nonmigas sebesar 3,32 dolar AS, di mana komoditas penyumbang surplus utamanya adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja.

- Advertisement -

BPS juga mencatat, pada saat yang sama neraca perdagangan migas defisit 1,03 miliar dolar AS dan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah. Defisit ini lebih rendah dibanding dengan bulan sebelumnya yakni 1,89 miliar dolar AS.

Berdasarkan negara mitra, Indonesia mengalami surplus perdagangan barang dengan India sebesar 1,38 miliar dolar AS, Amerika Serikat sebesar 1,21 miliar dolar AS dan Filipina sebesar 0,63 miliar dolar AS.

“Surplus terbesar yang dialami oleh India, didorong oleh komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, dan bijih kerak dan abu logam,” kata Amalia.

Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara dan tiga terdalam di antaranya adalah dengan China sebesar 1,38 miliar dolar AS, Australia 0,43 miliar dolar AS dan Thailand 0,42 miliar dolar AS.

Defisit terdalam dengan China didorong oleh komoditas mesin dan alat peralatan mekanis serta bagiannya, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, serta plastik dan barang dari plastik.

Sementara itu, ekspor pada Januari 2024 mencapai 20,52 miliar dolar AS, turun 8,34 persen dibanding Desember 2023. Selanjutnya, nilai impor Januari 2024 mencapai 18,51 miliar dolar AS atau turun 3,13 persen dibanding Desember 2023.

Cek Artikel dan Berita yang lainnya di Google News

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru