Rabu, Juli 9, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

Sambut Hari yang Hanya Datang 4 Tahun Sekali, Ini Sejarah Tahun Kabisat

SuaraPemerintah.ID – Besok, 29 Februari 2024 merupakan hari yang hanya terjadi setiap 4 tahun sekali. Fenomena ini bernama tahun kabisat yang mana terjadi karena imbas pembulatan durasi putaran Bumi mengelilingi Matahari. Hal ini menyebabkan bulan Februari tahun ini akan mendapatkan tambahan satu hari.

Pada tahun-tahun normal, Februari biasanya berakhir di tanggal 28 dan langsung masuk ke 1 Maret.

- Advertisement -

Tahun Kabisat adalah tahun yang habis dibagi empat dan habis dibagi 400. Tahun ini memiliki hari yang lebih panjang, yakni 366 hari, sedangkan normalnya 365 hari.

Selain kalendar Gregorian atau Masehi, kalendar Ibrani, kalendar Islam, kalender China, dan Kalendar Ethiopia juga mempunyai tahun kabisatnya masing-masing.

- Advertisement -

Namun, tahun-tahun pada kalendar di atas tidak semuanya datang setiap empat tahun sekali dan sering terjadi pada tahun yang berbeda dengan tahun kabisat dalam kalender Gregorian.

Beberapa kalender juga memiliki beberapa hari kabisat atau bahkan bulan kabisat yang diperpendek.

Selain tahun kabisat dan hari kabisat, kalender Gregorian juga memiliki beberapa detik kabisat, yang secara sporadis ditambahkan ke tahun-tahun tertentu, terakhir pada tahun 2012, 2015, dan 2016.

Namun, Biro Internasional Berat dan Ukuran (IBWM), yang merupakan organisasi yang bertanggung jawab atas ketepatan waktu global, akan menghapuskan detik kabisat mulai 2035 dan seterusnya.

Sejarah tahun kabisat
Sejak tahun 45 sebelum masehi, tahun kabisat sudah ada. Yakni, ketika kaisar Romawi Kuno Julius Caesar menetapkan kalendar Julian yang terdiri dari 365 hari dengan 12 bulan.

Kalender Julian mencakup tahun kabisat setiap empat tahun tanpa kecuali dan disinkronkan dengan musim di Bumi berkat “tahun terakhir kebingungan” pada tahun 46 SM, yang mencakup 15 bulan dengan total 445 hari, menurut University of Houston.

Selama berabad-abad, tampaknya kalender Julian bekerja dengan sempurna.

Pada pertengahan abad 16, para astronom memperhatikan bahwa musim dimulai sekitar 10 hari lebih awal dari perkiraan ketika hari libur penting, seperti Paskah, tidak lagi dibarengi dengan peristiwa tertentu, contohnya ekuinoks musim semi.

Untuk mengatasi hal ini, Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalender Gregorian pada tahun 1582, yang sama dengan kalender Julian tetapi dengan pengecualian tahun kabisat untuk sebagian besar tahun ke seratus.

Selama berabad-abad, kalender Gregorian hanya digunakan oleh negara-negara Katolik, seperti Italia dan Spanyol. Akhirnya, negara-negara Protestan, seperti Inggris Raya, turut mengadopsinya pada 1752.

Karena perbedaan kalender, negara-negara yang kemudian beralih ke kalender Gregorian harus melewatkan hari-hari agar dapat melakukan sinkronisasi dengan negara-negara lain di dunia.

Misalnya, menurut Royal Museums Greenwich, ketika Inggris bertukar kalender pada 1752, 2 September diikuti oleh 14 September.

Di masa depan, kalender Gregorian kemungkinan harus dievaluasi ulang karena tidak sinkron dengan tahun Matahari. Namun, hal ini memerlukan waktu ribuan tahun untuk terealisasi.

Sumber: CNN Indonesia

Cek Artikel dan Berita yang lainnya di Google News

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,890PelangganBerlangganan

Terbaru