Sabtu, Mei 18, 2024
spot_img

BERITA UNGGULAN

UNJ dan Universitas Canberra Jajaki Kerja Sama Program Double Degree

- Advertisement -

SuaraPemerintah.ID – Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan University of Canberra, melakukan diskusi rencana kerja sama program double degree magister pendidikan bahasa. Hal tersebut terungkap saat Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta (FBS-UNJ) melakukan kunjungan kerja internasional ke Fakultas Pendidikan University of Canberra (FP-UC), pada Senin (19/2).

Dalam pertemuan yang difasilitasi oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republi Indonesia (KBRI) Canberra tersebut, hadir delegasi FBS-UNJ yang terdiri dari Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Liliana Muliastuti, Wakil Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Eva Leiliyanti, serta Ilza Mayuni dan Miftahulkhairah Anwar selaku Koordinator Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia.

- Advertisement -

Sementara delegasi dari UC yaitu Barney Dalgarno selaku Dekan, Ting Wang selaku Wakil Dekan, Duncan Driver selaku Associate Dean Education, dan Eleni Petraki selaku Associate Dean Research.

Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib, menyebut pertemuan ini sebagai inisiasi awal di mana kedua fakultas dapat saling mengenal dan mengelaborasi profil masing-masing. Meski begitu, fokus pembicaraan adalah pada peluang pendirian program magister bersama antara UNJ dan UC, khususnya untuk Magister Pendidikan Bahasa.

- Advertisement -

Dalam pertemuan tersebut, Najib menyampaikan jika pemerintah Indonesia sangat mendorong universitas memiliki program double degree atau joint degree dengan universitas di luar negeri, termasuk Australia.

“Saat ini ada pembiayaan dari LPDP untuk program double degree antara universitas di Indonesia dan universitas di luar negeri yang memiliki reputasi internasional, hal ini merupakan peluang yang bagus untuk dimanfaatkan oleh UNJ dan UC,” ungkap Najib.

- Advertisement -

“Selain itu, pemerintah Australia melalui Australia Awards Indonesia juga memiliki program serupa yang disebut Split-Site Master’s Program, di mana dalam program ini mahasiswa akan belajar selama satu tahun di Indonesia dan satu tahun di Australia,” sambung Najib.

Najib menambahkan bahwa ada dua hal yang seringkali menjadi penghambat mahasiswa untuk kuliah di negara seperti Australia. Pertama adalah kendala bahasa, karena umumnya universitas di Australia mensyaratkan kemampuan bahasa Inggris yang cukup tinggi, terlebih untuk program pendidikan. Kendala kedua adalah masalah biaya, karena uang kuliah di Australia relatif mahal.

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,680PelangganBerlangganan

TERPOPULER

Terpopuler PRAHUM

Spesial Interview