Jumat, Juli 18, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

Wabup Rizal Ungkap Kasus Stunting Kabupaten Mojokerto Turun Jadi 15,3%

Wakil Bupati Mojokerto, M. Rizal Oktavian menyampaikan, bahw angka stunting di Kabupaten Mojokerto berhasil ditekan dari 16,2 persen pada 2023 menjadi 15,3 persen tahun 2024.

“Sebagian besar Kecamatan juga telah mengalami penurunan,” kata Rizal dalam keterangan pers, Senin (16/6/2025).

- Advertisement -

Ia menjelaskan, penyebab utama stunting di Kabupaten Mojokerto masih didominasi oleh pola makan yang mencapai 87%, pola asuh 45%, dan faktor lingkungan seperti sanitasi dan paparan asap rokok sebesar 65%.

“Jadi dari 1 kasus stunting ini bisa penyebabnya ada 2 faktor, jadi tidak hanya 1 penyebab saja,” terangnya.

- Advertisement -

Tahun 2026, Pemkab Mojokerto juga menargetkan menurunkan lokasi fokus (lokus) stunting di desa menjadi 19. Pada tahun 2025 ada 25 lokus stunting se-Kabupaten Mojokerto.

Wabup Rizal juga menjelaskan pendanaan program penurunan stunting juga meningkat signifikan. Selain bersumber dari APBD dan APBN, Kabupaten Mojokerto juga memanfaatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dan non-fisik, serta dukungan Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan swasta.

“Dari pemetaan perangkat daerah mengaku stunting ada peningkatan jumlah anggaran dari tahun 2021-2024,” ujar Rizal.

Tak hanya itu, dalam upaya menurunkan angka stunting di wilayahnya, Pemkab Mojokerto juga menjalin beberapa komitmen.

Di antaranya adalah Nota Kesepahaman (MoU) dengan 18 Kepala KUA Kecamatan se-Kabupaten Mojokerto terkait pendampingan calon pengantin, serta kerja sama dengan STIKES Majapahit, STIKES Dian Husada, dan UBS PPNI untuk intervensi kesehatan.

Pemkab Mojokerto juga mengembangkan dua aplikasi pendukung yakni e-Stunting dan KERISMOJO. Aplikasi ini mencatat data penimbangan balita, laporan kegiatan TPPS, hingga realisasi anggaran dan dukungan CSR.

Program inovatif juga diperkenalkan, salah satunya SUJU (Susu Jum’at). Program ini menyasar siswa SD dan SMP agar terbiasa mengonsumsi susu sebagai bagian dari pemenuhan gizi.

Selain SUJU, ada Gema Pitu (Gerakan Masyarakat Posyandu Terpadu) dan Sinau Penting, sebuah gerakan dari Kecamatan Dlanggu yang didanai secara sukarela oleh ASN untuk membantu balita stunting.

Serta, program pemberdayaan berbasis pangan lokal seperti Pekarangan Pangan Lestari (P2L), pelatihan masak, serta wisata kuliner di Pacet juga jadi bagian dari strategi.

Pemkab juga menggandeng pihak swasta seperti PT Multi Bintang, PT BONDVAST, PT Sun Flower Ceramics, hingga Dompet Dhuafa untuk intervensi langsung dan bantuan sosial.

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,890PelangganBerlangganan

Terbaru