SuaraPemerintah.ID-Prihal perusahaan MSD (Merck Sharp & Dhome) dengan Molnupiravir disebut sebagai obat Covid-19, langsung disambut antusias masyarakat. Menurut informasi dari @pandemictalks di Instagram (3/10/21), Obat Molnupiravir dari perusahaan farmasi MSD (Merck Sharp & Dhome) turunkan risiko keparahan dan juga kematian COVID-19.
Jika semua proses perizinan lancar, pil tersebut akan menjadi terapi oral antivirus pertama untuk pasien COVID-19 di masa pandemi Covid-19 ini. Merck memproduksi obat Covid-19 bernama Molpinuravir.
Nah, pil tersebut akan menjadi obat pertama Covid-19 bisa dikonsumsi melalui mulut. Mengenai keampuhannya obat Covid-19 tersebut, dari hasil studi, obat Covid-19 Molpinuravir ekeftif melawan virus corona. Molpinuravir disebut dapat mengurangi resiko rawat inap dan kematian besar 50 persen.
Molpinuravir berpotensi efektif melawan berbagai varian Covid-19, termasuk varian Delta dan varian lain yang akan datang. Obat ini membunuh virus dengan cara merusak enzim berfungsi memperbanyak diri pada virus.
Kabarnya, obat Covid-19 Molpinuravir baru diujikan pada orang dewasa. Belum ditemukan obat Covid-19 untuk anak-anak.
Begitu juga pada pasien yang sudah mengalami gejala berat atau dirawat di rumah sakit, obat Covid-19 Molpinuravir belum menunjukkan hasil positif.
Tapi obat Covid-19 Molpinuravir ini disebutt efektif untuk pasien Covid-19 yang mengalami gejala ringan dan sedang. Obat Covid-19 dari Perusahaan Farmasi di Indonesia
Disamping itu, ternyata ada beberapa perusahaan Farmasi di Indonesia sejak 2020 menawarkan obat Covid-19, salah satunya PT Kimia Farma Tbk.
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) juga sudah memproduksi obat untuk untuk terapi Covid–19, yaitu Chloroquine, Hydroxychloroquine, Azithromycin, dan Favipiravir.
Direktur Utama Kimia Farma, Verdi Budidarmo, mengungkapkan, untuk jenis obat Favipiravir dapat dipergunakan untuk terapi Covid–19, sudah dapat diproduksi sendiri oleh Kimia Farma dan merupakan produk pertama di Indonesia dikembangkan sendiri oleh Badan Usaha Milik Negera (BUMN).
“Favipiravir hasil produksi dari Kimia Farma telah mendapatkan Nomor Ijin Edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta akan didistribusikan ke seluruh layanan kesehatan sesuai dengan regulasi Pemerintah,” bebernya.
Adapun Kimia Farma bersama dengan anak usahanya, PT Phapros Tbk (PEHA) telah memproduksi beberapa obat untuk penanganan Covid-19 antara lain Dexamethasone dan Methylprednisolon.
“Kami punya sediaan produk Dexamethasone dan Methylprednisolone baik tablet dan juga injeksi. Untuk Dexamethasone dan Methylprednisolone harganya Rp 100-300 / tablet,” kata Sekretaris Perusahaan PEHA, Zahmila Akbar


.webp)

















