Minggu, Oktober 19, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

Indonesia Siap Bergabung ke BRICS Plus, Apa Manfaatnya?

Indonesia telah mengumumkan niatnya untuk bergabung sebagai anggota resmi blok BRICS Plus, seperti yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus yang diadakan di Kazan, Rusia.

Saat ini, Indonesia dan 12 negara lainnya, termasuk Aljazair, Belarus, dan Malaysia, sudah menjadi mitra BRICS, tetapi hanya diperbolehkan berpartisipasi secara terbatas dalam urusan blok tersebut.

- Advertisement -

Namun mitra BRICS sendiri hanya diperbolehkan terlibat dan berpartisipasi secara selektif dalam urusan BRICS. Mereka tetap menjadi peserta dalam inisiatif internasional lainnya tapi tanpa komitmen penuh terhadap blok tersebut.

Sugiono menegaskan bahwa keanggotaan Indonesia di BRICS mencerminkan komitmen terhadap politik luar negeri yang bebas dan aktif. “Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum,” kata Sugiono, dikutip Jumat (25/10/2024).

- Advertisement -

“Kita juga melihat prioritas BRICS selaras dengan program kerja Kabinet Merah Putih, antara lain terkait ketahanan pangan dan energi, pemberantasan kemiskinan ataupun pemajuan sumber daya manusia,” tambahnya.

Sugiono menjelaskan bahwa tujuan dan prioritas BRICS sangat sejalan dengan program kerja Kabinet Merah Putih, khususnya dalam bidang ketahanan pangan, energi, pemberantasan kemiskinan, dan pengembangan sumber daya manusia. Dalam pernyataannya, Sugiono juga mengajukan tiga langkah konkret untuk memperkuat kerja sama antara BRICS dan negara-negara Global South:

Pembangunan Berkelanjutan: Negara-negara berkembang perlu mendapatkan ruang kebijakan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, sementara negara maju harus memenuhi komitmen mereka.

Reformasi Sistem Multilateral: Mendukung reformasi yang lebih inklusif dan representatif di lembaga internasional agar sesuai dengan realitas saat ini.

Persatuan di Global South: Mendorong solidaritas dan kerja sama yang lebih erat antara negara-negara berkembang melalui BRICS.

Untuk diketahui, BRICS pada mulanya dipelopori oleh lima negara, yakni Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Sedangkan kini anggota BRICS sudah bertambah. Sejauh ini terdapat lima negara yang telah resmi bergabung untuk menjadi anggota tetap BRICS. Kelima negara tersebut antara lain Arab Saudi, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Mesir.

Bersama-sama, sepuluh negara ini menyumbang sekitar 40% dari produksi dan ekspor minyak mentah global. Mereka juga menyumbang seperempat dari PDB global (sekitar 29% dari PDB global), sekitar 20% dari perdagangan barang global, dan hampir setengah dari populasi dunia.

Jika dilihat dari jumlah populasinya, maka BRICS+ tampak cukup menguasai dunia meskipun masih di bawah negara-negara yang termasuk G20.

Sementara dari sisi PDB, saat ini PDB BRICS+ masih sekitar 20%an, namun jika belasan negara yang telah mengajukan keanggotaan menjadi anggota tetap termasuk pasar berkembang seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia, maka akan meningkatkan pangsa BRICS+ menjadi sekitar sepertiga dari PDB global dan bahkan dapat menyalip G7.

Berdasarkan data PDB dari Bank Dunia per 2020 (untuk Kuba) dan 2023 (untuk 12 negara lainnya), jika dijumlahkan nominal GDP 13 negara tersebut maka didapatkan tambahan sekitar US$5,05 triliun atau sekitar Rp79.001 triliun (asumsi kurs Rp15.635/US$). Sementara Indonesia sendiri per 2023, tercatat memiliki PDB hampir Rp21.000 triliun. Bahkan ke depan PDB Indonesia terus diproyeksikan mengalami peningkatan.

Tidak hanya soal PDB, pada 2020, pangsa BRICS+ dalam produksi global (ekstraksi dan transformasi) bahan mentah kritis, terutama untuk transisi ekologis, menunjukkan kontribusi yang signifikan.

Negara-negara anggota BRICS+, termasuk Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, serta negara-negara baru yang bergabung, memiliki peran penting dalam penyediaan bahan mentah seperti logam langka, mineral, dan sumber daya energi yang diperlukan untuk mendukung teknologi berkelanjutan dan inisiatif energi hijau.

Pangsa ini mencerminkan potensi BRICS+ untuk menjadi pemain kunci dalam mendukung transisi menuju ekonomi yang lebih ramah lingkungan.

Artikel ini kami lansir dari CNBC Indonesia yang berjudul “Mau Jadi Anggota BRICS, Indonesia Sumbang Rp21.000 Triliun”

Cek Artikel dan Berita yang lainnya di Google News

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru