Suarapemerintah.id – Guna mempercepat ekosistem dan perkembangan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Tanah Air, PLN menjalin kerjasama dengan empat perusahaan, yakni Grab, Wuling, Gesit Motor, dan Hyundai Indonesia.
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) ini dilakukan oleh Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini, Direktur Utama PT Wika Industri Manufaktur (WIMA/GESITS), M. Saryanto, Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia, Makmur, Wakil Presiden Direktur PT SGMW Motor Indonesia (Wuling Motors), Sun Zhonghao dan Presiden Direktur PT Grab Teknologi Indonesia, Ridzki D. Kamadibrata.
Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini menjelaskan penandatanganan kerjasama ini, dimaksudkan untuk memanfaatkan kemampuan, pengalaman, sumber daya dan fungsi yang dimiliki oleh PLN dan mitra kendaraan listrik guna kepentingan bersama yang dilandasi atas keinginan untuk saling sinergi dan memberikan dukungan pada pelaksanaan percepatan penetrasi program kendaraaan listrik berbasis baterai di Indonesia.
“Kerjasama ini merupakan langkah awal dari inovasi yang dapat diperluas dan dikembangkan guna saling memperkuat value dan manfaat bagi penguatan ekosistem kendaraan bermotor listrik di Indonesia,” jelas Zulkifli, Kamis (19/11/2020).
Dengan kerja sama tersebut, masyarakat tidak perlu lagi ragu memakai kendaraan listrik. PLN siap mendukung ekosistemnya.
“Kami menyadari mendorong perubahan tidak mudah dan tidak mungkin dilakukan sendiri. Kami butuh dukungan penuh stakeholder dan mitra,” kata Zulkifli secara virtual.
Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia Makmur mengatakan pihaknya mempunyai misi untuk mendorong pengembangan mobil listrik di Indonesia.
Dua jenis mobil listrik baru saja perusahaan luncurkan, yaitu Kona dan Ioniq. Untuk membangun ekosistem EV, menurut dia, perlu kerja sama lintas sektor.
Hyundai memiliki program penambahan infrastruktur di berbagai tempat di Indonesia. Karena itu, perusahaan membutuhkan dukungan dari PLN.
“Kami yakin dengan adanya kerja sama ini membuat Indonesia siap (dengan EV),” ujar Makmur.
Sementara itu, Direktur Utama PT Wika Industri Manufaktur (WIMA/Gesits), M. Saryanto mengungkapkan, Gesits tengah memproduksi 2.800 unit mobil listrik dan 1.300 unit dalam proses pengiriman.
“Kerjasama percepatan Kendaraan Bermotor Listrik ini sangat tepat dan strategis karena dilakukan bersama-sama dari PLN, mitra transportasi dan produsen kendaraan listrik,” ungkapnya.
Wakil Direktur PT SGMW Motors Indonesia (Wuling) Sun Zhonghao mengatakan pihaknya akan terus berinovasi untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang ada di Indonesia.
“Harapan kami, kerja sama ini dapat meningkatkan studi terkait infrastruktur charging dan home charging,” katanya.
Potensi Besar Pasar Kendaraan Listrik RI Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa sebelumnya mengatakan Indonesia memiliki potensi besar untuk kendaraan listrik.
Angkanya sekitar 10% hingga 20% dari total mobil penumpang yang terjual per tahun. Rata-rata jumlah kendaraan roda empat yang terjual berkisar 1 juta hingga 1,2 juta unit setiap tahun.
Namun, adaptasi kendaraan listrik masih memiliki sejumlah persoalan.
Pertama, harganya masih mahal ketimbang mobil berbahan bakar minyak.
Kedua, ketersediaan stasiun pengisian kendaraan listrik umum atau SPKLU yamg masih minim.
Ketiga, tipe mobil yang masih terbatas.
Semua itu, menurut Fabby, sangat mempengaruhi psikologis konsumen. Idealnya, pemerintah memberikan insentif untuk produksi dan pajak kendaraan listrik. Dengan begitu, harganya dapat turun di kisaran Rp 400 juta.
Dalam MoU tersebut terungkap ada 6 poin penting dari kerjasama yang terjalin, yakni
Pertama, studi dan perencanaan bersama untuk mempercepat masuknya EV di Indonesia.
Kedua, standarisasi protokol komunikasi antara home charger dan sistem aplikasi PLN.
Ketiga, penyediaan paket layanan daya sambungan kepada pembeli kendaraan bermotor.
Keempat, kolaborasi layanan PLN dengan pembeli.
Kelima, joint branding dengan mitra kendaraan listrik,
Keenam, program joint branding lanjutan.