Senin, Oktober 13, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

Dukung Pelaku Usaha Perikanan Tumbuh di Pasar Global, Trenggono Minta Jajarannya Entaskan Persoalan yang Menghambat Ekspor Perikanan

SuaraPemerintah.idMenteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meminta jajarannya mendukung penuh pelaku usaha perikanan Indonesia untuk bisa tumbuh di pasar domestik maupun global. Salah satu hambatan yang harus segera dientaskan yaitu masalah tarif bea masuk produk perikanan Indonesia ke Uni Eropa.

Hal ini disampaikan Menteri Trenggono saat memberi arahan dalam Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) KKP di Jakarta, Rabu (7/4/2021).

- Advertisement -

“Arahan saya jelas, bagaimana kita memfasilitasi, berkoordinasi dengan pelaku usaha agar mereka bisa keluar. Apa yang menjadi hambatan, salah satunya adalah hambatan tarif bea masuk. Ini harus kita bantu,” ujar Menteri Trenggono.

Tarif bea masuk perikanan Indonesia ke Uni Eropa terbilang tinggi di atas 15 persen. Sedangkan di sisi lain, negara tetangga seperti Filipina dan Vietnam tidak dikenakan tarif. Kondisi tersebut membuat produk perikanan Indonesia sulit bersaing di pasar global, khususnya dari sisi harga.

- Advertisement -

Selain masalah bea masuk, Menteri Trenggono meminta jajarannya yang melakukan profil terhadap pasar perikanan dunia, yang dapat digunakan sebagai acuan bagi pelaku usaha untuk melakukan inovasi produk dan pengembangan pasar.

Menteri Trenggono juga menarik dalam arahannya dan menarik jaminan mutu dan kualitas produk perikanan yang dihasilkan oleh unit pengolahan di Indonesia. Jaminan yang dibutuhkan untuk menambah nilai dan daya saing produk perikanan di pasar domestik maupun global.

Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan membangun sistem ketertelusuran (traceability) bahan baku serta gencar mendorong pelaku usaha melakukan sertifikasi produk yang mereka hasilkan. Langkah-langkah tersebut sebagai upaya upaya agar produk Indonesia terserap dengan baik, sekaligus memastikan bahwa bahan baku yang digunakan bukan hasil ilegal atau penangkapan ikan yang merusak.

“Jika kita mampu melakukan hal itu, berarti jaminan kualitas sudah kita mulai sejak hulu. Kalau ini kita sampaikan (ke pasar), maka tidak akan terjadi lagi pada 17,5 ton ikan karena diduga terkontaminasi Covid-19,” tegasnya.

Menteri Trenggono optimistis bila skema tersebut dijalankan dengan baik, industri perikanan dalam negeri akan tumbuh dan berkembang sehingga ekonomi nasional ikut bangkit. Kemudian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan devisa dari sektor perikanan juga meningkat.   

Di akhir arahannya, Menteri Trenggono meminta semua pihak memegang prinsip-prinsip keberlanjutan dalam memanfaatkan sumber daya perikanan lingkungan ekosistem tetap lestari. Dia berorientasi ke depan sektor perikanan tidak lagi bertumpu pada perikanan tangkap, budidaya perikanan.

“Dalam 25 tahun yang akan datang, saya berharap dan harusnya perikanan tangkap itu harus menurun, tapi perikanan budidaya harus meningkat tajam. Ini yang paling penting. Mudah-mudahan semua yang di sini sudah mulai nonton film Seaspiracy, itu agak menggelitik hati dan pikiran saya , “pungkasnya. 

Sementara itu, Direktur Jenderal PDSPKP Artati Widiarti dalam laporannya mengatakan, ekspor perikanan pada tahun 2020 mencapai angka USD5,20 Miliar. Komoditas ekspor utama berupa udang, tuna-cakalang-tongkol, cumi-sotong-gurita, rajungan-kepiting, dan rumput laut.

Selain itu, sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang telah teruji ketahanannya pada masa pandemi Covid-19. Bahkan saat ini, tumbuh aneka ragam produk olahan ikan yang siap masak, siap konsumsi menyesuaikan perubahan pola konsumsi masyarakat yang menginginkan produk pangan yang lebih cepat saji, higienis, aman, dan memudahkan konsumen.

“Produksi olahan hasil perikanan pada tahun 2020 tercapai 6,9 juta ton. Hal ini menunjukan bahwa Pandemi Covid-19 tidak berpengaruh besar pada produksi olahan hasil perikanan, ”ujar Artati.

Artati juga melaporkan bahwa realisasi nilai investasi kelautan dan perikanan tahun 2020 mencapai Rp6,29 triliun dari target Rp5,49. Menurutnya, hal ini menunjukan kepercayaan investor yang tinggi dalam berusaha di sektor kelautan dan perikanan di Indonesia.

“Upaya mendorong peningkatan ekspor perikanan akan tetap menjadi fokus utama sebagai penopang peningkatan devisa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” aku Artati.

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru