SuaraPemerintah.id – Pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (U3I) sebagai Proyek Strategis Nasional atau PSN, mengundang perhatian Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko. Bahkan mantan Panglima TNI ini memastikan Kantor Staf Presiden (KSP) akan mengawal proses pembangunan kampus U3I.
“Kalau ada hambatan, kita ratakan. Tidak ada cerita terhambat atau terlambat, ”tegas Moeldoko saat mengunjungi kampus yang terletak di Cisalak, Depok, Jawa Barat, Selasa (20/4).
Sebagai PSN, Universitas Islam Internasional Indonesia didirikan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 57 tahun 2016. Pada perjalanannya, kampus dengan nilai proyek yang nyaris Rp4 triliun dan diperkirakan kelar tahun 2023 mendatang menghabiskan anggaran Rp1,1 triliun. Sementara, Moeldoko justru mendapat aduan adanya hambatan anggaran untuk kebutuhan dasar, salah satunya terkait pengembangan digital.
Mendengar aduan itu, Moeldoko yang didampingi Deputi II KSP Abetnego Tarigan memastikan, KSP akan segera mengkomunikasikan atas hambatan tersebut. “Ini tugas kami untuk membereskannya. Kami akan membantu agar target pembangunan U3I tercapai, ”jelas Moeldoko.
Dari itu, Moeldoko meminta semua pihak yang terlibat dalam pembangunan U3I terkait dengan jadwal dan keinginan Presiden Joko Widodo. Apalagi, dia menilai kampus ini mengemban misi yang sangat mulia karena membangun masa depan Indonesia dan akan menjadi pusat kajian peradaban masyarakat Indonesia. Artinya, kampus ini diharapkan tidak hanya mengusung ajaran-ajaran Islam semata, tapi juga mempererat Islam pada dunia luar.
Sesuai rencana, kampus U3I tidak diisi oleh mahasiswa-mahasiswa asal Indonesia saja, melainkan juga mahasiswa dari berbagai negara. Pada tahap awal, pihak kampus telah menyiapkan 100 mahasiswa untuk empat fakultas melalui jalur beasiswa. Dari jumlah itu, sebagian besar akan diisi mahasiswa dalam negeri dan sebagian lainnya berasal dari negara tertentu.
“Tapi harus dipikirkan lagi soal proporsi jumlah mahasiswa dari luar negeri itu. Karena masih banyak masyarakat Indonesia yang juga ingin belajar tapi belum ada tempat, ”tutur dia.
Hadir pada kesempatan itu, Rektor U3I Prof.Dr.Komaruddin Hidayat, kampus dengan lahan seluas 142 hektare dan diperuntukan bagi mahasiswa program S2 dan S3 bisa mulai perkuliahan pada September 2021 mendatang. Hanya saja, Komaruddin belum bisa memastikan apakah kegiatan perkuliahan nanti dilakukan secara offline atau online. “Tapi kegiatan operasional kampus sudah kami mulai. Kami juga telah mengadakan beberapa kegiatan seperti webinar, ”ucap Komaruddin.
Di sisi lain, Komaruddin juga memastikan para pengajar di kampus U3I merupakan pengajar dengan gelar profesor lulusan luar negeri. Hal ini terkait dengan sistem pengelolaan yang menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Arab. Meski begitu, dia juga membuka interaksi dosen lokal sebagai asisten profesor tersebut.
Selain itu, Komaruddin menyampaikan pesan kembali Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang menginginkan kampus U3I dapat menggunakan idiom Indonesia sebagai negara muslim terbesar, sekaligus jadi tujuan objek studi mahasiswa luar negeri. Dia juga berharap, kampus U3I menjadi simbol keberagaman yang dikemas dalam format akademik dan menjadi konsumen intelektual.