Senin, Oktober 20, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

BPJS Kesehatan Ciptakan Jaringan Ekosistem Kesehatan Digital

SuaraPemerinta.id – Indonesia kembali dipercaya
International Social Security Association (ISSA) untuk berbagi pengalaman
tentang bagaimana faktor kunci, kompleksitas dan tantangan sistem teknologi
informasi dalam ekosistem kesehatan digital JKN-KIS, dalam merespon pandemi
Covid-19. Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti pun berkesempatan
menjadi salah satu panelist dalam acara ISSA Symposium on Information and
Communication Technology in Social Security: Responses to Covid-19 yang digelar
daring tersebut, Rabu (19/05).

Ia mengatakan bahwa pandemi Covid-19 yang mengakibatkan
degradasi dalam berbagai sektor, justru dijadikan peluang oleh BPJS Kesehatan
untuk mengembangkan dan memantapkan implementasi sistem teknologi informasi
demi menciptakan jaringan ekosistem kesehatan digital yang kuat. Selain
memperkuat operasional organisasi, sistem teknologi infomasi BPJS Kesehatan
juga telah menyumbang banyak kontribusi dalam upaya penanganan Covid-19 di
Indonesia.

- Advertisement -

“Bisa dibilang sistem teknologi informasi BPJS Kesehatan
telah merevolusi tatanan layanan kesehatan di Indonesia, termasuk pada saat
pandemi Covid-19 ini. Pergeseran akses layanan kesehatan konvensional menjadi
berbasis digital adalah sesuatu yang mutlak terjadi. Oleh karenanya, kita
hadirkan layanan dan produk digital untuk menjawab kebutuhan stakeholders JKN-KIS yang dinamis,”
ujarnya.

Ghufron juga memaparkan ekosistem kesehatan digital yang
dibangun BPJS Kesehatan dan berperan dalam penanganan Covid-19, baik secara
langsung maupun tidak langsung, seperti sistem teknologi informasi untuk
membantu pendataan peserta vaksinasi Covid-19, memproses klaim kasus Covid-19
yang diajukan rumah sakit, menyediakan dashboard berisi data terkait verifikasi
klaim Covid-19 yang bisa diakses Pemerintah Daerah untuk menentukan kebijakan,
hingga membantu peserta JKN-KIS melakukan screening Covid-19 secara mandiri
melalui Mobile JKN.

- Advertisement -

“Selain itu kami juga mengoptimalkan upaya digitalisasi
untuk proses rujukan, telekonsultasi, sistem pembayaran iuran, antrean elektronik
melalui Mobile JKN, dan layanan non tatap muka yang bisa diakses peserta
JKN-KIS tanpa harus ke kantor BPJS Kesehatan, yakni dengan Pelayanan
Administrasi melalui Whatsapp (PANDAWA), Mobile JKN, BPJS Kesehatan Care Center
1500 400, Chat Assistant JKN (CHIKA), Voice Interactive JKN (VIKA), hingga
melalui direct message media sosial resmi BPJS Kesehatan. Kemudian, kami juga
tengah mengembangkan biometric authentication facial recognition untuk
mempercepat proses administrasi peserta di fasilitas kesehatan,” katanya.

Ghufron pun menekankan bahwa dalam mengembangkan sistem
teknologi informasi, BPJS Kesehatan selalu melakukan identifikasi kebutuhan
peserta JKN-KIS terlebih dulu berdasarkan customer journey. BPJS Kesehatan juga
mendorong para mitra penyedia layanan kesehatan untuk menerapkan digitalisasi
layanan dan penyempurnaan secara kontinu. Ia juga menyebut bahwa aspirasi stakeholders sangat diperlukan dalam
pengembangan sistem teknologi informasi dan layanan digital.

“Put people first, kita harus dengarkan kebutuhan mereka.
Di samping itu, kita juga bangun team
work
  dan leadership yang kuat untuk memantapkan pelayanan kepada peserta
JKN-KIS. Sebagai pembanding, faktor kunci keberhasilan sistem teknologi
informasi ekosistem digital di Korea Selatan untuk mencegah sistem pelayanan
kesehatan kolaps adalah struktur kerja sama dan interoperabilitas sistem, serta
data antar lembaga di pemerintah pusat dan daerah yang sangat bagus. Hal ini
bisa menjadi referensi bagi Indonesia untuk menyempurnakan sistem teknologi
informasi pelayanan kesehatan,” ucapnya.

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru