SuaraPemerintah.IDÂ – Badan Meteorilogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatatkan, hampir seluruh wilayah di Jawa kini mengalami panas ekstrem. Suhu panas ekstrem masih terasa di sejumlah wilayah di Indonesia hari ini, Kamis (19/10/2023).
Berdasarkan update BMKG per 10 Oktober 2023, hampir seluruh wilayah pulau Jawa hingga saat ini belum mengalami hujan atau mengalami hari tanpa hujan ekstrem panjang, lebih dari 60 hari.
Lalu sebagian besar wilayah Sulawesi mengalami hari hujan tanpa hari kategori panjang sekitar 21-30 hari dan ekstrem panjang. Sementara sebagian besar wilayah di selatan Sumatra mengalami hari tanpa hujan sangat panjang yaitu 31-60 hari.
Mengutip akun Instagram resmi BMKG suhu maksimum harian di Indonesia berkisar 35 sampai 39 derajat Celcius.
Berikut suhu maksimum harian di Indonesia pada 18 Oktober 2023 pukul 07.00 WIB sampai 19 Oktober 2023 pukul 07.00 WIB:
- Stasiun Meteorologi Kertajati: 39,1 derajat Celsius
- Stasiun Klimatologi Jawa Tengah: 38,2 derajat Celsius
- Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II: 38 derajat Celsius
- Stasiun Meteorologi Ahmad Yani: 37,8 derajat Celsius
- Stasiun Meteorologi Radin Inten II: 37,2 derajat Celcius
- Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Timur: 37,2 derajat Celcius
- Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas: 37,2 derajat Celcius
- Stasiun Klimatologi Banten: 37,0 derajat Celcius
- Stasiun Klimatologi Sumatra Selatan: 36,8 derajat Celcius
- Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Kaharuddin: 36,8 derajat Celcius
- Stasiun Meteorologi Perak I: 36,6 derajat Celcius
- Stasiun Meteorologi Budiarto: 36,4 derajat Celcius
- Stasiun Meteorologi Eltari: 36,2 derajat Celcius
- Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak: 36,2 derajat Celcius
- Stasiun Geofisika Tangerang: 36,2 derajat Celcius
- Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut: 36,1 derajat Celcius
- Stasiun Meteorologi Sultan Hasanuddin: 36,0 derajat Celcius
- Stasiun Klimatologi Jawa Barat: 36,0 derajat Celcius
- Stasiun Meteorilogi Maritim Serang: 35,9 derajat Celcius
- Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II: 35,8 derajat Celcius.
3 Biang Kerok Cuaca Panas Mendidih
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, ada 3 faktor utama penyebab cuaca panas di Indonesia semakin tinggi.
Pertama, jelasnya, karena adanya anomali iklim El Nino yang dipengaruhi suhu muka permukaan laut pasifik di ekuator bagian timur yang berakibat pada minimnya pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
Kedua, akibat adanya anomali iklim di Indian Ocean Dipole (IOD) positif di wilayah Samudera Hindia di ekuator bagian barat. Ini juga menyebabkan minimnya pembentukan awan hujan di Indonesia.
“Akibat minimnya pembentukan awan hujan tersebut, terang dia, penyinaran matahari di wilayah Indonesia di selatan ekuator langsung ke bumi tanpa ada tameng pelindung berupa awan hujan. Penyinaran itu lebih intensitas penyinaran matahari lebih kuat,” jelasnya dalam Nation Hub CNBC Indonesia, dikutip Jumat 13/10/2023).
“Dan, karena efek gerak semu matahari di bulan September-Oktober ini, menyebabkan wilayah di selatan ekuator, Jawa, juga Nusa Tenggara mengalami penyinaran matahari yang lebih intens,” imbuhnya, dilansir dari CNBC Indonesia
Penyebab ketiga, lanjut Dwikorita, cuaca panas menyengat kali ini dipengaruhi angin dari Australia yang lebih kering. Menyebabkan musim kemarau kali ini lebih menyengat.
Cek Artikel dan Berita yang lain di Google News