Selasa, Mei 20, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

BRIN Ungkap Sektor Pertanian Tumbuh Stagnan dalam 25 Tahun Terakhir

SuaraPemerintah.ID Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan riset terkait Total Factor Productivity (TFP) dalam sektor pertanian di Indonesia. Peneliti Pusat Riset Koperasi, Korporasi dan Ekonomi Kerakyatan BRIN Erizal Jamal menyatakan, riset ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang menentukan pertumbuhan sektor pertanian di Indonesia selama 25 tahun terakhir.

Studi yang dilakukan dalam rentang 1996 hingga 2020 ini menunjukkan, pertumbuhan output di sektor pertanian stagnan di bawah 3 persen.

- Advertisement -

“Kontribusi pertumbuhan dari tenaga kerja di sektor pertanian juga secara konsisten menurun 0,62 persen per tahun,” kata Erizal, pada Annual Conference on Indonesian Economic Development (ACIED) 2024, bertajuk “Escaping the Middle-Income Trap and Reaching Golden Indonesia 2045: Pathways & Policy Options, di Gedung B.J Habibie Jakarta, Rabu (31/7).

Studi dengan pendekatan Fuglie ini bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor, Bappenas, dan Institut Penelitian Kebijakan Pangan Internasional (International Food Policy Research Institute/IFPRI).

- Advertisement -

Lebih lanjut Erizal merinci dalam produktivitas padi, praktik yang terjadi di lapangan, penggunaan bahan kimia yang berlebihan selama bertahun-tahun dan fenomena “kelelahan tanah” pada sistem padi cenderung menyebabkan penurunan kapasitas produksi akibat degradasi tanah dan lahan.

“Dari sisi pengembangan sumber daya manusia (SDM), adanya intervensi pemerintah yang dominan melalui program swasembada, seperti subsidi benih dan pupuk, dan adanya program pemberdayaan serta edukasi petani,” jelas Erizal.

Dia juga meyoroti penguasaan lahan hanya di bawah 0,5 hektar bagi sebagian besar petani skala kecil. Sehingga, petani hanya bekerja paruh waktu dan berdampak kecil pada kesejahteraan mereka.

Sementara untuk kelapa sawit, output pertanian utamanya didukung oleh perluasan lahan yang tumbuh sebesar 11,05 persen per tahun.

“Produktivitas petani yang bekerja mandiri jauh lebih rendah daripada petani yang bekerja sama dengan sektor swasta,” tambahnya.

Namun dalam hal pengembangan SDM, ungkap Erizal, adanya lebih banyak kesinambungan program dengan pendekatan teknologi.

Sedangkan untuk pertumbuhan output produksi daging ayam dan telur menunjukkan progresif. Hal ini terutama didukung oleh perluasan total inventaris stok ternak.

“Pada 2016 hingga 2020, tumbuh sebesar 15,1 persen. Peningkatan stok disebabkan oleh program terintegrasi antara sektor swasta dan petani skala kecil. Program ini meningkatkan efisiensi pertanian melalui penggunaan teknologi,” tutur Erizal.

Dalam pengembangan SDM, menurutnya, kemitraan antara petani skala kecil dan sektor swasta sebagai model untuk mempercepat produktivitas petani.

Karena itu, dirinya memberikan tiga rekomendasi kebijakan jangka pendek (1 tahun) kepada pemerintah untuk meningkatkan produktivitas pertanian dikaitkan dengan pengembangan SDM.

Pertama, mengidentifikasi semua program pemberdayaan, pendidikan, dan pelatihan yang digagas oleh pemerintah, sektor swasta, dan LSM. “Perlunya membuat hubungan satu sama lain, dengan tugas dan target yang jelas dalam jangka waktu tertentu,” terangnya.

Kedua, merumuskan target utama program dalam kaitannya dengan program pembangunan pertanian nasional, untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Dan ketiga, merumuskan kurikulum untuk proses akumulasi dan pengetahuan bagi petani.

Cek Artikel dan Berita yang lainnya di Google News

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,880PelangganBerlangganan

Terbaru