Selasa, April 22, 2025
spot_img
spot_img

BERITA UNGGULAN

Kemenhub Jelaskan Perbedaan Trem Otonom di IKN dengan Bus Gandeng

SuaraPemerintah.IDKementerian Perhubungan (Kemenhub) menanggapi pernyataan yang menyebut bahwa Kereta atau trem tanpa rel Autonomous Rapid Transit (ART) di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, mirip dengan bus gandeng. Kemenhub menegaskan bahwa meskipun tampilan fisiknya serupa, terdapat sejumlah perbedaan mendasar antara keduanya.

ART ini direncanakan menjadi transportasi massal bagi para tamu dan undangan pada Upacara HUT ke-79 RI yang akan digelar pada 17 Agustus 2024 di IKN. Trem tersebut diimpor dari China dan telah diuji coba langsung oleh Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menteri.

- Advertisement -

Melalui unggahan di akun Instagram resmi Ditjen Perkeretaapian (@ditjenperkeretaapian) pada Jumat (16/8/2024), Kemenhub menjelaskan perbedaan utama antara ART dan bus gandeng. Salah satu perbedaannya adalah ukuran, di mana ART memiliki panjang hingga 30 meter, jauh lebih panjang dibandingkan bus gandeng yang dibatasi maksimal 18 meter sesuai dengan PP Nomor 5 Tahun 2012 tentang Kendaraan.

“Meski secara fisik memiliki tampilan yang sangat mirip dengan bus gandeng, tapi trem otonom ini memiliki spesifikasi yang berbeda. Sesuai dengan PP nomor 5 tahun 2012 tentang kendaraan ukuran panjang dari keseluruhan dari bus gandeng tidak boleh lebih dari 18 meter, sementara trem otonom sendiri memiliki ukuran panjang keseluruhan sampai 30 meter,” keterangan dalam unggahan itu.

- Advertisement -

Perbedaan kedua ada pada bentuk kendaraan. Kereta tanpa rel IKN memiliki dua muka yang memungkinkan moda transportasi itu berjalan dua arah. Adapun, bus gandeng hanya memiliki satu sisi muka atau hanya bisa berjalan dengan satu arah ke depan.

Ketiga, perbedaan antara kereta otonom dan bus gandeng adalah landasan jalan. ART butuh lintasan rel virtual berupa marka jalan dan magnet sensor. Itu memungkinkan ART dijalankan tanpa pengemudi atau masinis.

Adapun, bus gandeng bisa beroperasi di jalan tanpa perlu rel virtual. Pengoperasiannya harus dilakukan oleh pengemudi.

“Trem otonom juga hanya dapat dioperasikan pada jalur lintasan rel virtual berupa marka jalan dan magnet sensor dan dilengkapi dengan sensor dan radar pada seluruh sudutnya yang memungkinkan pengoperasian tanpa masinis atau driverless seperti LRT Jabodebek,” keterangan dalam video itu.

ART juga diklaim memenuhi ketentuan trem dalam UU 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Dalam aturan itu disebut trem adalah moda kereta yang berjalan di atas jalan rel yang letaknya sebidang dengan jalan. Yakni, jalur lintasan marka jalan dan magnet sensor disebut sebagai rel virtual yang berfungsi sebagai jalan rel yang mengarahkan jalannya ART.

“Kita ingin transportasi massal di IKN itu berbasis energi hijau dan tadi autonomous rapid transitnya itu listrik, yang kita harapkan nanti bisa digunakan di IKN. Selain murah, itu energinya energi hijau,” kata Presiden Jokowi.

Jokowi menambahkan bahwa kereta otonom dapat beroperasional jika jalanan lebar. Jalan raya di IKN pun sudah didesain lebar dan mumpuni untuk kereta otonom berjalan.

“Kalau kita pakai ART ini memang harus jalan itu harus lebar dan jalan di IKN memang sudah didesain lebar, jadi memang cukup untuk itu,” kata Jokowi.

Saat menjajal kereta otonom, Presiden didampingi Menteri PUPR/Plt. Kepala OIKN Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Plt. Wakil Kepala OIKN Raja Juli Antoni, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Dalam kesempatan sebelumnya, Menteri PUPR/Plt. Kepala OIKN Basuki Hadimuljono mengungkapkan PUPR sudah menyiapkan empat halte penjemputan untuk melayani masyarakat yang ingin menaiki kereta otonom atau autonomous rail transit (ART) dalam rangka merayakan HUT ke-79 RI.

Terdapat empat halte yang sedang dipersiapkan, yakni halte Sumbu Kebangsaan Barat, halte Hotel Nusantara, halte Bank Indonesia, serta halte Grande.

Basuki mengingatkan bahwa kereta otonom tidak dapat menjemput masyarakat secara sembarangan. Oleh karenanya, ia menyiapkan halte penjemputan.

Terkait dengan skema penjemputan tamu kenegaraan, pemerintah akan menyiapkan bus listrik untuk mengantar tamu ke halte penjemputan kereta otonom.

Artikel ini telah tayang di detiknews dengan judul “Gaduh Trem Otonom IKN Disebut Bus Gandeng, Kemenhub: Beda!”

Cek Artikel dan Berita yang lainnya di Google News

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,860PelangganBerlangganan

Terbaru