Sabtu, Maret 15, 2025
spot_img
spot_img

BERITA UNGGULAN

Menteri LH Hentikan Impor Sampah Plastik 2025, Siap Tindak Pelanggar

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LH), Hanif Faisol Nurofiq, mengumumkan kebijakan penghentian impor sampah plastik yang akan diberlakukan pada tahun 2025. Kebijakan ini diharapkan dapat mengatasi masalah sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia.

Dalam keterangan persnya, Menteri Hanif menegaskan bahwa Kementerian LH akan melakukan pengawasan ketat dan penegakan hukum terhadap importir yang melanggar ketentuan ini.

- Advertisement -

“Importir-importir yang masih nakal, kami akan turun, kami akan tegakkan aturan terkait dengan konteks ini. Kami akan kenakan pasal-pasal yang memang dibebankan kepada pelanggar seperti ini,” ujar Menteri LH Hanif, Rabu (30/10/24).

“Jadi saya ingatkan kita semua, tahun depan tidak ada lagi impor plastik. Cukup sudah, plastik kita cukup banyak dan tidak terkelola dengan baik,” lanjut Menteri LH Hanif.

- Advertisement -

Menurutnya, pelarangan impor sampah plastik itu akan berlaku kepada semua jenis, termasuk yang terpilah. Untuk itu, Menteri LH Hanif mengajak semua importir ikut berkontribusi dalam upaya menyelesaikan isu sampah plastik di Indonesia dengan terjun ke hulu, bukannya mendatangkan sampah dari luar negeri.

Impor sampah adalah langkah yang tidak bijaksana, sehingga mereka yang mencari keuntungan dari sampah seharusnya bergerak bersama memecahkan masalah pengurangan dan pengelolaan sampah di tanah air yang sekaligus akan memastikan ketersediaan bahan baku plastik dan kertas yang dibutuhkan oleh industri.

“Ayo kita sama-sama turun ke hulu penyebab sampah dan kita tangani bersama. Bapak dapat untung, teman-teman dapat untung dari usahanya, juga dapat manfaat dengan mengurangi tekanan sampah di negara kita,” tutur Menteri LH Hanif.

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada 2023, terdapat 38,2 juta ton timbulan sampah, dan baru 61,75 persen di antaranya terkelola. Dari jumlah itu, sampah plastik menyumbang komposisi terbesar kedua yaitu 19,21 persen dari total timbulan, di bawah sampah sisa makanan dengan persentase 39,65 persen.

Cek Artikel dan Berita yang lainnya di Google News

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,850PelangganBerlangganan

Terbaru