Minggu, Juni 15, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

Investigasi Ledakan Amunisi di Garut: TNI AD Periksa Barang Bukti dan Periksa 46 Saksi

Tim investigasi TNI Angkatan Darat (TNI AD) terus mendalami penyebab insiden tragis ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat, yang menewaskan 13 orang. Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengungkapkan bahwa sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian telah berhasil dikumpulkan dan tengah dianalisis.

“Beberapa barang bukti yang sudah dikumpulkan oleh tim untuk nantinya dilaksanakan analisa,” kata Wahyu yang dilansir dari ANTARA di Jakarta, Rabu (15/5).

- Advertisement -

Meski tidak merinci jenis barang bukti yang dimaksud, Wahyu menjelaskan bahwa pengujian akan dilakukan dengan metode khusus. Hasil pengujian itu nantinya akan dicocokkan dengan keterangan para saksi yang telah dimintai keterangan oleh tim investigasi gabungan.

Menurut Wahyu, hingga saat ini tim telah memeriksa total 46 saksi, terdiri dari 21 warga sipil dan 25 personel TNI.

- Advertisement -

“Tim investigasi telah meminta keterangan beberapa saksi. Dari masyarakat ada 21 orang dan unsur TNI 25 orang,” kata Wahyu.

Peristiwa ledakan amunisi di Garut terjadi pada Senin, 12 Mei 2025, sekitar pukul 09.30 WIB. Ledakan ini berlangsung saat TNI AD melalui jajaran Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD melaksanakan pemusnahan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.

Wahyu menjelaskan bahwa seluruh prosedur keamanan telah dijalankan sejak awal kegiatan, termasuk pengecekan personel dan lokasi. Dalam prosesnya, dua lubang dibuat sebagai tempat penghancuran amunisi. Proses peledakan di dua lubang tersebut sempat berjalan lancar dan aman.

“Pada awal kegiatan, secara prosedur telah ada pengecekan terhadap personel maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan. Semuanya dinyatakan dalam keadaan aman,” kata Wahyu.

“Peledakan di dua sumur ini berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman,” jelas Wahyu.

Setelah itu, personel mengisi satu lubang yang telah disiapkan untuk menghancurkan detonator yang sebelumnya dipakai untuk meledakkan dua lubang sumur.

Detonator itu dimasukkan ke dalam lubang untuk dimusnahkan dengan cara yang sama dengan pemusnahan amunisi sebelumnya.

Namun, ledakan terjadi saat personel hendak memusnahkan detonator yang sebelumnya digunakan dalam peledakan amunisi. Saat tim tengah menyusun detonator di dalam lubang penghancuran ketiga, terjadi ledakan mendadak yang menewaskan 13 orang.

“Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang,” kata Kadispenad.

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,880PelangganBerlangganan

Terbaru