Dalam rangka meningkatkan layanan kesehatan selama musim haji 2025, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi menerapkan sistem satu data kesehatan guna memantau kondisi jamaah haji secara real-time. Langkah ini diambil untuk menjamin intervensi medis yang cepat dan tepat di tengah padatnya aktivitas ibadah serta kondisi cuaca ekstrem di Arab Saudi.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo, mengungkapkan bahwa sistem ini mengintegrasikan berbagai informasi kesehatan jamaah, mulai dari rekam medis, data komorbid, hasil pemeriksaan, hingga riwayat intervensi medis. Seluruh data tersebut terhubung antara petugas di kloter, sektor, hingga Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
“Dengan satu data kesehatan, kami bisa memantau kondisi jamaah sejak dari embarkasi hingga di Arab Saudi. Ini bagian dari transformasi layanan haji yang lebih adaptif, responsif, dan personal,” kata Lilik.
Sistem ini juga memungkinkan petugas kesehatan untuk mengidentifikasi jamaah berisiko tinggi, membatasi aktivitas fisik yang berlebihan, hingga melakukan rujukan medis bila diperlukan. Edukasi kesehatan pun dapat diberikan secara lebih spesifik sesuai dengan kondisi masing-masing jamaah.
Menjelang puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), layanan kesehatan disiagakan penuh selama 24 jam. Liliek mengimbau para jamaah untuk menjaga kebugaran fisik dan selalu mematuhi arahan dari tim kesehatan.
Sebagai langkah pencegahan penyakit menular, Kemenkes juga telah menyiapkan sebanyak 203.410 dosis vaksin polio dan 211.751 vaksin meningitis bagi seluruh jamaah haji reguler.
“Satu data bukan sekadar sistem. Ini adalah ikhtiar negara untuk menjaga keselamatan setiap jemaah,” dia menuturkan.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News