Suarapemerintah.id – Google for Startups Accelerator: Southeast Asia merupakan program akselerator online yang diadakan Google selama tiga bulan.
Program itu terbuka bagi startups teknologi yang dianggap berpotensi besar di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, plus Pakistan. Sejak dimulai pada Juni lalu lebih dari 600 startup mendaftar program Google for Startups Accelerator: Southeast Asia.
Tahun ini Google khusus mencari startup dengan tujuan memecahkan tantangan yang sedang dihadapi. Mulai dari solusi baru di bidang perawatan kesehatan, pendidikan, keuangan, atau logistik di tengah pandemi Covid-19. Startup yang dipilih harus menggunakan AI/ML atau analisis data dengan cara yang efektif; atau yang memanfaatkan teknologi untuk menjadikan dunia lebih ramah bagi manula atau difabel.
Tiga startups lokal Indonesia berhasil menyelesaikan Google for Startups Accelerator: Southeast Asia. Setelah mendapatkan bimbingan online dan dukungan khusus selama tiga bulan, Hacktiv8, Kata.ai, dan Riliv bersama 12 peserta lain akhirnya resmi lulus dari program tersebut.
“Kami mengucapkan selamat kepada 15 startup Asia Tenggara, termasuk Kata.ai, Hacktiv8, dan Riliv dari Indonesia, atas kelulusan mereka. Google, melalui program Accelerator, senang sekali bisa mendukung mereka semua, ” kata Randy Jusuf, Managing Director Google.
Berikut adalah profil singkat tiga star up Indonesia yang lulus dari Google for Startups Accelerator: Southeast Asia:
1. Kata.ai
Kata.ai memulai bisnisnya pada 2016 dengan mengembangkan platform AI percakapan yang memungkinkan berlangsungnya percakapan alami antara bisnis dan pelanggan. Kata.ai berdiri berangkat dari permasalahan customer engagement melalui aplikasi media sosial atau aplikasi pesan (chatting) yang berjalan manual, di sisi lain para pelanggan ingin mendapatkan respons yang optimal dan cepat menggunakan aplikasi media sosial atau aplikasi pesan.
Irzan Raditya selaku CEO Kata.ai menyatakan, pihaknya ingin memberi dampak yang lebih bagi industri kecerdasan buatan (AI) di Indonesia.
“Kita ingin jadi enabler. Kita sediakan ekosistem untuk developer lokal bisa berkreasi di bidang conversational AI,” jelas Irzan.
Irzan juga berharap dengan adanya Kata.ai, perusahaan-perusahaan di Indonesia bisa memberikan pelayanan dan customer engagement yang terintegrasi dengan artificial intelligence atau biasa disebut oleh Kata.ai sebagai conversational artificial intelligence.
2. Hacktiv8
Di kalangan perusahaan teknologi seperti startup, tren saling membajak SDM kerap terjadi pada saat ini. Merasa resah melihat akan kondisi tersebut, Roland Ishak bersama rekannya Riza Fahmi mendirikan startup bernama Hacktiv8 pada 2016 lalu.
Berbasis di Jakarta, Hacktiv8 merupakan sekolah di bidang IT berbentuk bootcamp yang menawarkan solusi program pembelajaran intensif untuk membuat seorang pemula menjadi pengembang aplikasi web yang siap pakai, hanya dalam 12 minggu.
3. Riliv
Riliv merupakan one-stop aplikasi kesehatan mental pertama di Indonesia yang resmi didirikan pada 2015. Startup ini memiliki tujuan agar semua orang bisa sehat mental dengan mendapatkan akses kesehatan mental yang mudah dan efektif, dengan harga yang terjangkau, serta bebas stigma.
Audrey Maximillian Herli, Co-Founder dan CEO Riliv, mengatakan melalui program Google for Startup, dia mendapat banyak sekali kesempatan seperti lebih memahami mengenai human capital demi menciptakan talent yang baik, produk, dan perkembangan dalam startup dari para ahli Google, serta perspektif dan ilmu yang telah menjadi best practice di dunia teknologi, dan juga kerangka kerja Google.