SuaraPemerintah.ID-Kondisi pandemi Covid-19 membuat banyak bisnis gulung tikar. Ini juga dialami pengusaha batik. Yos Christian Addyputra, pemilik brand batik premium, Garuda Kencana Batik, pun membagikan kisah pilunya harus berjuang dan memikirkan strategi usaha disesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19.
Dia menuturkan, bisnis batik sempat mengalami dampak pandemi begitu dalam. Itu terjadi karena banyak acara pesta, pertemuan atau rapat kerja (meeting) dan acara penting lainnya batal diselenggarakan secara langsung alias tatap muka.
“Batik sampai sekarang masih identik sebagai pakaian untuk acara pesta dan kantor. Jadi, pasti ada penurunan ketika pandemi ini,” kata Yos, Jumat (1/10/21).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa ada penurunan omzet saat tiga bulan pertama pada awal Covid-19 muncul di Indonesia 2020 lalu. Meski demikian, dia tetap melakukan produksi.
“Pada awal pandemi, penurunan (pendapatan) lumayan terasa, karena mungkin shock effect-nya besar di masyarakat, sekitar 30 persen-40 persen penurunan pendapatannya,” ceritanya.
Menariknya, usaha dirintis sejak 2016 itu mampu bertahan karena memposisikan diri sebagai brand kain batik premium telah memiliki banyak kolektor.