SuaraPemerintah.ID – Lembaga Indo Riset merilis hasil survei terkait elektabilitas bakal calon presiden (capres). Hasilnya, bakal capres Prabowo Subianto mengungguli meski mengalami penurunan, disusul oleh Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Survei dilakukan pada 11-18 September 2023, menggunakan metode multi-stage random sampling. Sampel dipilih secara acak mempertimbangkan proporsi antara jumlah penduduk dengan distribusi sample per provinsi, proporsi penduduk yang tinggal di pedesaan dan perkotaan, serta proporsi jenis kelamin laki-laki 50% dan perempuan 50%.
Ada 1.200 sampel yang diwawancara secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Dalam proses kendali mutu dilakukan dengan mewajibkan enumerator melaporkan penggunaan sharelive locaiton, spotcheck lapangan sebesar 25% oleh koordinator provinsi, serta call-back oleh tim pusat sebesar 75%.
“Survei Indo Riset pada 11-18 September 2023 menunjukkan elektabilitas calon yang naik, turun, dan stagnan,” kata peneliti Indo Riset Roki Arbi dalam paparannya, di Rumah Wijaya, Jakarta Selatan, Senin (25/9/2023).
Roki mengatakan dari hasil survei, elektabilitas Anies mengalami kenaikan dari Agustus ke September 2023. Sedangkan elektabilitas Prabowo mengalami penurunan dan Ganjar tak mengalami perubahan.
Berikut hasil survei Indo Riset terkait elektabilitas capres 2024:
Prabowo Subianto: Agustus 2023 sebesar 38,3% menjadi 34,8% di September 2023.
Ganjar Pranowo: Agustus 2023 sebesar 34,4%, menjadi 34,4% di September 2023.
Anies Baswedan: Agustus 2023 sebesar 22%, menjadi 25,2% di September 2023.
Elektabilitas Anies mengalami kenaikan di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi dan Gorontalo. Roki mengatakan kenaikan elektabilitas itu disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya dampak dari deklarasi cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
“Efek dari deklarasi pasangan cawapres Muhaimin Iskandar dan bergabugnnya PKB ke koalisi, terjadi kenaikan dukungan pemilih di Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah-DIY pada Anies Baswedan dibandingkan survei bulan lalu, sumbangan yang terbesar didapatkan dari kenaikan elektabilitas di Jawa Timur,” ungkap Roki.
Sementara itu, Roki mengatakan elektabilitas Prabowo mengalami penurunan lantaran ada penurunan di basis suara Sumatera dan Jawa Barat. Elektabilitas Prabowo mengalami penurunan di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan.
“Penurunan juga dapat dianalisis dari tidak ada lagi sinyal dukungan yang jelas dari Presiden Joko Widodo,” katanya.
Selanjutnya, kata dia, untuk elektabilitas Ganjar masih stagnan. Dia menyebut Ganjar mengalami penurunan di Jawa Tengah dan Yogyakarta, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi dan Gorontalo, dan di beberapa provinsi lain mengalami kenaikan suara.
“Stagnasi juga dapat dianalisis dari kesulitan PDIP mencari cawapres,” ucap dia, dilansir dari CNBC Indonesia
Berikut tren suara:
Anies Baswedan
– Jawa Barat: dari 24,7% menjadi 31,6%
– Jawa Tengah dan Yogyakarta: dari 8,3% menjadi 14,4%
– Jawa Timur: dari 12,8% menjadi 22,2%
– Bali dan Nusa Tenggara: dari 6,7% menjadi 16,7%
– Sulawesi dan Gorontalo: dari 23,5% menjadi 35,3%
Ganjar Pranowo
– Jawa Tengah dan Yogyakarta: dari 70,0% menjadi 65,6%
– Bali dan Nus Tenggara: dari 51,7% menjadi 48,3%
– Sulawesi dan Gorontalo: dari 18,8% menjadi 10,6%
Prabowo Subianto
– Sumatera: dari 41,5% menjadi 38,1%
– Jawa Barat: dari 46,0% menjadi 40,5%
– Jawa Timur: dari 40,6% menjadi 32,8%
– Kalimantan: dari 48,0% menjadi 32,0%
Cek Artikel dan Berita yang lain di Google News