Kamis, April 24, 2025
spot_img
spot_img

BERITA UNGGULAN

Kota Bogor Bersiap untuk Melakukan Gerakan Jumantik dengan Lebih Intensif

SuaraPemerintah.ID – Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, mengundang empat kota/kabupaten dengan tingkat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi untuk menghadiri rapat Penanggulangan DBD di Ruang Rapat Manglayang, Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, pada Senin (25/3/2024).

Keempat kota/kabupaten dengan jumlah kasus DBD tertinggi adalah Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, dan Kota Bogor.

- Advertisement -

“Mari kita dorong kabupaten/kota untuk mengurangi penyebaran dan meningkatkan penanganan kasus DBD melalui gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan gerakan 3M Plus dengan lebih aktif,” ungkap Bey Machmudin.

Selain itu, Bey juga mengajak para kepala daerah untuk turun ke lapangan bersama masyarakat dalam melaksanakan gerakan PSN dan 3M Plus, serta mempersiapkan petugas kesehatan beserta alat rapid NS1 Dengue. Alat rapid ini memungkinkan untuk mendeteksi secara cepat apakah seseorang terkena DBD atau tidak.

- Advertisement -

“Yang perlu kita tekankan dan fokuskan adalah upaya untuk mengurangi angka kematian dan kasus DBD itu sendiri. Saat ini, di Jawa Barat, terdapat 11.729 kasus DBD dengan 105 kasus kematian,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, menyampaikan bahwa dari Januari hingga Maret, terdapat 1.361 kasus DBD di Kota Bogor dengan delapan kasus kematian. Meskipun angka kasus DBD di Kota Bogor termasuk yang tertinggi di Jawa Barat saat ini, namun terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2023.

“Pj. Gubernur menegaskan perlunya gerakan PSN dan 3M Plus lebih intensif, terutama karena kita memasuki musim pancaroba,” ujar Syarifah.

Syarifah menjelaskan bahwa musim pancaroba seringkali tidak menentu, kadang hujan deras, namun pada hari berikutnya bisa saja kemarau. Hal ini menyebabkan genangan air yang menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti. Meskipun di Kota Bogor telah ada Juru Pemantau Jentik (Jumantik) satu rumah satu petugas, namun kesadaran masyarakat tetap diperlukan untuk membersihkan jentik nyamuk secara cepat.

“Terlebih lagi, pada musim ini, nyamuk Aedes Aegypti dilaporkan memiliki kecenderungan menggigit dua kali lebih banyak. Besok, kami juga akan mengadakan pertemuan dengan kepala sekolah dan pengelola pondok pesantren untuk membersihkan jentik nyamuk, mengaktifkan kembali Unit Kesehatan Sekolah (UKS), serta mengajak dokter anak karena mayoritas pasien DBD adalah anak-anak usia sekolah,” jelasnya.

Cek Artikel dan Berita yang lainnya di Google News

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,860PelangganBerlangganan

Terbaru