SuaraPemerintah.ID – Untuk memenuhi dan mendorong kebangkitan budaya nusantara, pameran Kamardikan Award Keris 2024 akan Sudah dibuka dari tanggal 21 Agustus 2024 dan berlangsung hingga 25 Agustus 2024 di Museum Benyamin Sueb, Jatinegara, Jakarta Timur.
Pameran ini akan menjadi kesempatan untuk menampilkan keindahan dan kreasi Keris Kamardikan, karya para empu keris masa kini.
Toni Junus Ketua Komunitas Cinta budaya menyampaikan, Pemerintah dalam hal ini Kemendikbud tidak pernah memperhatikan gerakan kebudayaan ini melalui perkerisan.
“Setelah keris diproklanasikan oleh UNESCO 25 Nopember 2005, Komunitas Cinta Budaya yg membabat alas untuk melestarikan. Padahal sebetulnya pemerintah harus berkolaborasi dengan komunitas. Pelestarian berjalan dengan konsep konservasi (merawat yg sdh ada) dan innovasi/revitalisasi menyesuaikan zamannya.”Kata Toni saat diwawancarai melalui Pesan Singkat.
Keris yang lahir saat ini masih menggunakan seni tradisional menempa besi atau menggunakan teknologi yang juga digunakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia.
Pameran ini diselenggarakan oleh Komunitas Cinta Budaya (KCB) – sebuah lembaga nirlaba
yang aktif dalam pengembangan kebudayaan Indonesia.
Pengunjung akan disuguhi pameran keris Kamardikan yang menampilkan berbagai koleksi keris karya para empu keris masa kini. Setiap keris mempunyai sejarah dan filosofi yang berbeda-beda, menggambarkan kearifan lokal dan warisan budaya yang diwariskan secara turun-temurun.
“Keris Kamardikan diproklamasikan pada 08-08-2008 di Bentara Budaya Jakarta dgn biaya swadaya dan swasta untuk melestarikan – pembuatan keris baru. – melestarikan Literasi. Maka istilah Keris Kamardikan dipublikasikan agar memiliki sebutan yg seragam. Sebelumnya ada sebutan keris milenial, keris Republik dan macam2,” Kata Toni.
Selain pameran, acara ini juga akan dimeriahkan dengan Lomba Keris Kamardikan yang terbuka bagi para pecinta dan kolektor keris dari seluruh Indonesia. Kompetisi ini akan menilai keindahan, keunikan dan keaslian keris yang dipamerkan, dengan juri yang terdiri dari ahli keris dan sejarawan profesional.
“Penilaian selalu pada wujud barang (aspek filosofis, art, material dan teknikel). Setelah terpilih baru dinilai atau dideteksi powernya… enerjinya oleh ahlinya (Satryo Sabda). Keris kamardikan yg kita adakan sengaja pada publikasinya dibuat trend modern tidak selalu gamblang dan ke Jawaan.”Tambahnya.
Sebagai bagian dari upaya melestarikan seni tradisional, pameran Keris Kamardikan Prize
2024 juga menampilkan berbagai pertunjukan seni khas Betawi, termasuk Gambang
Kromong yang kini semakin langka. Selain itu pengunjung juga dapat menyaksikan pertunjukan pencak silat dan pertunjukan wayang pendek hikmah yang disajikan dengan nama Wayang Jendra. Kami berharap penampilan dalam pameran ini dapat memperkaya pengetahuan dan kecintaan masyarakat terhadap seni tradisional.
Diputrani, adalah istilah khas di dunia perkerisan untuk menduplikat model-model keris pusaka masa lalu, tidak hanya menjadi pusaka baru yang indah, akan tetapi juga berseni.
Maka tidak mengherankan, jika pembuatan keris di era Kamardikan (setelah Indonesia merdeka 17 Agustus 1945) juga bisa menjadi ekspresi seni, ekspresi keindahan dari para “empu-empu” keris modern. Dan ini sudah kelima kalinya digelar Lomba Keris Kamardikan Award, sejak penyelenggaraan pertama di Bentara Budaya Jakarta tahun 2008.
Sebanyak 72 bilah keris, sebagian besar dengan hiasan tinatah emas murni yang dilekatkan dengan cara khusus di bilah, ikut serta dalam lomba yang diselenggarakan oleh Komunitas Cinta Budaya (KCB) Jakarta, Lembaga Budaya Leburtara, serta komunitas keris dari Yogyakarta Lar Gangsir.
Belasan bilah keris yang dilombakan dan dipamerkan di ruang tengah Museum Benyamin Syueb ini berasal dari karya para perajin dan empu keris dari berbagai kota di Jawa, Madura, Bali dan Lombok.
Dari buku pendaftaran, tercatat di antaranya empu-empu pembuat keris dari Jakarta, Yogyakarta, Bali, Surabaya, Madura, Sukoharjo Solo, Pasuruhan, Lombok, Kediri, Lamongan, Tuban (Jawa Timur), Pati, Semarang, Tegal, Cirebon (Jawa Tengah) dan Bogor, Cikarang (Jawa Barat).
Dari yang berelief naga, singa, sampai relief candi. Dari binatang sampai figur wayang, dengan tatahan emas murni pada ukiran-ukirannya.
Ada empat kategori yang dilombakan: keris gaya klasik bertinatah, klasik tanpa tinatah, serta gaya kontemporer (modern) bertinatah dan tanpa tinatah.
Keris-keris indah yang dipajang di balik etalase bening, bisa dicermati dari jarak dekat. Dalam beberapa hari ke depan, akan diumumkan pemenangnya oleh lima juri lomba yang sesuai bidang keahlian masing-masing.
Keris Kamardikan adalah keris-keris yang diproduksi setelah era kemerdekaan, setelah kerajaan-kerajaan di Nusantara tidak lagi menjadi pusat kekuasaan, akan tetapi pusat kebudayaan.
Cek Artikel dan Berita yang lainnya di Google News