Rabu, November 12, 2025
spot_img

BERITA UNGGULAN

BNPB Catat 24 Bencana Sepekan, Termasuk Banjir Jakarta, Longsor Semarang, dan Banjir Bali

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 24 kejadian bencana melanda berbagai wilayah Indonesia dalam sepekan terakhir. Dari jumlah tersebut, delapan di antaranya berdampak signifikan, didominasi oleh banjir dan tanah longsor.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan salah satu bencana besar terjadi di Jakarta. Hujan deras yang mengguyur sejak Jumat (12/9/2025) menyebabkan Kali Pesanggrahan, Kali Krukut, dan Kali Grogol meluap. Akibatnya, banjir merendam empat kecamatan di Jakarta Selatan—Cilandak, Mampang Prapatan, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan—serta satu kecamatan di Jakarta Timur, yaitu Kramat Jati.

- Advertisement -

Sebanyak 1.832 jiwa terdampak banjir Jakarta, dengan 215 jiwa sempat mengungsi. BNPB mencatat 688 rumah terendam, namun banjir kini telah surut dan warga kembali ke rumah masing-masing.

Bencana juga terjadi di Kota Semarang, Jawa Tengah. Longsoran pondasi bangunan pabrik unit es pada Rabu (10/9) merusak empat rumah warga, satu di antaranya rusak berat. Peristiwa tersebut memaksa 25 jiwa mengungsi, meski tidak ada korban jiwa. BPBD Kota Semarang bersama instansi terkait masih melakukan penanganan darurat.

- Advertisement -

BNPB juga melaporkan banjir di Bali pada Sabtu (13/9) yang menelan korban jiwa. Sebanyak 17 orang meninggal dunia dan lima orang dilaporkan masih hilang. Hingga Ahad (14/9), proses pencarian korban hilang masih dilakukan oleh tim Basarnas bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

Di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, banjir bandang pada Senin (8/9) menyebabkan lima orang meninggal, tiga luka-luka, dan tiga orang hilang. BNPB mencatat 93 rumah hanyut, dengan Desa Sawu menjadi wilayah terdampak paling parah (53 rumah hanyut). Akses jalan yang sempat terputus memperlambat penanganan darurat, meski sebagian ruas kini mulai diperbaiki. Pemerintah Kabupaten Nagekeo telah menetapkan Status Tanggap Darurat bencana cuaca ekstrem sejak 9–30 September 2025.

BNPB mengingatkan bahwa potensi bencana hidrometeorologi basah masih tinggi. Berdasarkan analisis BMKG, musim hujan 2025 diperkirakan datang lebih awal dari biasanya. Pada periode 8–10 September, sejumlah wilayah sudah mengalami hujan lebat hingga ekstrem.

“BNPB mengimbau pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman banjir, longsor, dan bencana hidrometeorologi lainnya,” tegas Abdul.

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

- Advertisement -

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Suara Hari Ini

Ikuti Kami

10,502FansSuka
392PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
2,910PelangganBerlangganan

Terbaru