SuaraPemerintah.IDÂ – Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri memberikan pidatonya di acara peluncuran buku Teks Utama Pendidikan Pancasila di Hotel Tribrata, Jakarta, pada Senin kemarin (21/8/2023).
Ketum PDIP tersebut, menyoroti putusan Mahkamah Agung (MA) yang membatalkan vonis hukuman mati Ferdy Sambo. Ferdy Sambo mendapat keringanan hukuman dari vonis mati menjadi penjara seumur hidup.
Megawati mengatakan, dalam kasus Sambo, ia tidak habis pikir karena seorang jenderal tega menghabisi nyawa anak buahnya yakni alm Brigadir Yosua Hutabarat.
“Ada juga jenderal, makanya aku nyentil itu Pak Sambo, kok anak buah sendiri dibunuh? Sudah gitu saya mikir gini hukum Indonesia ini hukum apa ya sekarang?” kata Megawati saat memberikan pidato di The Tribrata, Jakarta Selatan, Senin (21/8).
“Lho saya bukan orang hukum lho, tapi kan saya bisa mikir lho, ini apa bener nya. Sudah dua pengadilan, yang tingkat pertama hukuman mati, yang kedua hukuman mati, masuk ke MA eh kok pengurangan hukuman?” ucap dia.
Megawati Soekarnoputri mengaku masih sedih jika mengingat kasus pembunuhan yang dilakukan oleh eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.
“Sedih saya peristiwa Pak Sambo itu. Loh, betul itu. Saya sebagai seorang ibu nangis. Bayangkan. Ke mana perikemanusiaannya dan mana moral yang beradab di kepolisiannya sekarang? Yo, bapak polisi inget, loh,” kata Megawati di acara sosialisasi buku teks utama pendidikan Pancasila di The Tribrata, Jakarta Selatan, Senin (21/8).
Megawati kemudian sempat mencari Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Yudo Margono. Menurut Megawati, keduanya absen dalam acaranya karena takut mendengar pidatonya.
“Tadinya saya berpikir, nih, Panglima TNI ada [di undangan acara], Kapolri ada. Kali denger aku yang mau isi pada enggak mau [datang]. Pada serem, ya,” ujarnya.
Cek Artikel dan Berita yang lain di Google News