SuaraPemerintah.id – Di masa pandemi, banyak perusahaan yang lebih fokus untuk survive daripada melakukan ekspansi yang beresiko. Tapi berbeda dengan PT Sasa Inti dengan brand legendarisnya Sasa yang tidak pernah berhenti berinovasi meskipun di tengah pandemi. Baru-baru ini Sasa meluncurkan Sasa Platinum Care+, inovasi tepung bumbu bervitamin pertama di Indonesia.
Tepung bumbu Sasa Platinum Care+ dilengkapi beragam kandungan nutrisi seperti zat besi, zink, vitamin B2 dan B9, serta serat pangan untuk mendukung kelengkapan gizi keluarga Indonesia.
Albert Dinata, GM CAR PT Sasa Inti menjelaskan bahwa sejalan dengan misi Sasa untuk menghadirkan kebahagiaan melalui makanan lezat yang mudah disajikan, Sasa memahami bahwa masyarakat Indonesia juga membutuhkan dukungan dalam pemenuhan kelengkapan nutrisi.
“Inovasi ini sebagai bentuk tanggung jawab sosial Sasa kepada masyarakat Indonesia. Kita ingin berterimakasih kepada konsumen Sasa dengan terus menghadirkan kebahagaiaan tapi juga memberikan manfaat kesehatan,” jelas Albert saat wawancara melalui Zoom.
Hadirnya Sasa Platinum Care+, tambah Albert, diawali dengan munculnya keinginan Sasa untuk menghadirkan produk yang bermanfaat terutama dalam hal kesehatan. Dimana kesehatan sangat penting terutama untuk mencegah penularan COVID-19. Namun menururt Albert masyarakat Indonesia lebih menyukai makanan yang simple dan enak seperti gorengan. Makanya Sasa menghadirkan tepung bumbu yang mengandung vitamin yang bermanfaat untuk kesehatan.
“Kami sudah riset berkali-kali bahwa kandungan vitamin di dalam Sasa Platinum Care+ tidak akan hilang setelah digoreng dengan berbagai jenis minyak dan penggorengan. Kadarnya mungkin berkurang tapi tetap masih ada dan cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi,” tambah Albert.
Albert juga mengungkapkan bahwa Sasa telah hadir 50 tahun lebih di Indonesia. Sasa selalu berusaha untuk memberikan kontribusi terhadap pembangunan kualitas Indonesia. Hadirnya Sasa Tepung Bumbu bervitamin sejalan dengan visi Indonesia 2045 yang menekankan pentingnya kualitas SDM, kondisi yang berkaitan erat dengan asupan gizi setiap individu. Faktanya, sebagian penduduk hingga kini masih mengalami gizi buruk, stunting, dan obesitas.
Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi kurang gizi di Indonesia mencapai angka 17,7 persen. Situasi ini turut menjadi alasan yang mendorong Sasa menekuni komitmen untuk merealisasikan produk dengan kandungan vitamin tepat yang dibutuhkan masyarakat, sebagai bentuk dukungan Sasa terhadap upaya pemerintah mewujudkan Indonesia lebih sehat.
Selama perkembangannya setengah abad, Sasa telah memberikan kontribusi yang besar terhadap Indonesia. Sasa juga telah menjadi salah satu brand lokal yang sukses di pasar internasional. Nilai ekspor produk-produk Sasa sangat besar terhadap kontribusi devisa negara. Selain itu tentunya pertumbuhan yang cepat dan besar dari Sasa akan membantu menopang ekonomi masyarakat dengan terbukanya lapangan pekerjaan di perusahaan Sasa.
“Kami bersyukur di tengah pandemi, Sasa tetap growing. Kita sudah masuk jajaran 8 Top Growing Food Company dari Nielson. Sasa juga akan mendirikan pabrik baru di Minahasa, sebelumnya sudah ada di Probolinggo dan Cikarang. Tentunya dengan semakin besarnya Sasa akan memberikan kontribusi terhadap perekonomian masyarakat,” ujar Albert.
Di tengah pandemi, Sasa juga aktif berkontribusi dalam membantu masyarakat yang terdampak COVID-19. Mulai dari bantuan dari program CSR-nya, hingga bantuan untuk men-suport para tenaga kesehatan di garda depan. Untuk membantu masyarakat yang ekonominya terdampak, Sasa juga meluncurkan program Sasa-preneurship untuk mendukung kegiatan wirausaha masyarakat.
“Sasa akan terus berinovasi dan memberikan kontribusi kepada konsumen dan seluruh masyarakat Indonesia. Kita memang harus survive, tapi juga tetap mencari solusi dan membantu masyarakat agar bangkit lagi, terutama di masa pandemi ini,” pungkas Albert.